Mohon tunggu...
Timotius Apriyanto
Timotius Apriyanto Mohon Tunggu... Konsultan - OPINI | ANALISA | Kebijakan Publik | Energi | Ekonomi | Politik | Filsafat | Climate Justice and DRR

Penulis adalah pengamat ekonomi politik, reformasi birokrasi, dan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Dari Eksportir ke International Marketer: Langkah Berani Menembus Pasar Global

4 Oktober 2024   06:31 Diperbarui: 4 Oktober 2024   06:40 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Digital Global Marketing dari freepik.com

Memahami Pasar, Bukan Hanya Konsumen

Sebagai international marketer, memahami pasar secara menyeluruh sangatlah penting. Pasar global terdiri dari konsumen dengan latar belakang budaya, preferensi, dan regulasi yang berbeda-beda. Theodore Levitt dalam esainya The Globalization of Markets (1983) menekankan bahwa globalisasi tidak berarti homogenisasi produk, tetapi menyesuaikan strategi untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda di pasar lokal. Menjadi international marketer berarti memahami bagaimana tren di setiap pasar global berpengaruh terhadap preferensi konsumen dan bagaimana kita dapat beradaptasi dengan tren tersebut.

Dalam era pemasaran modern, penggunaan kecerdasan buatan (AI) menjadi esensial untuk memahami dinamika pasar. AI memungkinkan kita menganalisis data secara real-time dan mengidentifikasi pola perilaku konsumen yang terus berubah. Dengan alat ini, kita dapat memprediksi perubahan preferensi konsumen di berbagai wilayah dan meresponsnya dengan lebih cepat dan efektif.

Adaptasi Produk dan Branding

Salah satu tantangan terbesar bagi eksportir yang ingin beralih menjadi international marketer adalah kemampuan untuk menyesuaikan produk dan strategi branding. Seperti yang disampaikan oleh Jean-Nol Kapferer dalam The New Strategic Brand Management (2012), "Merek global yang sukses adalah merek yang mampu beradaptasi dengan konteks budaya lokal tanpa kehilangan identitas utamanya." Artinya, meskipun produk kita dipasarkan secara global, kita harus menyesuaikan aspek-aspek tertentu untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal tanpa kehilangan esensi merek.

Sebagai contoh, dalam industri garmen, perubahan kecil pada desain produk untuk memenuhi preferensi konsumen di Eropa---seperti penggunaan bahan ramah lingkungan---telah meningkatkan daya tarik produk kami secara signifikan. Di sinilah peran AI kembali muncul, memberikan wawasan tentang preferensi pasar lokal dan membantu perusahaan dalam menyesuaikan produk dan branding dengan lebih presisi. Dengan cara ini, perusahaan dapat membangun merek global yang kuat, seperti yang dijelaskan Kapferer, melalui adaptasi yang cerdas dan strategis.

Teknologi Digital: Katalisator Pemasaran Global

Teknologi digital, seperti yang ditekankan Kotler dalam Marketing 4.0, merupakan pendorong utama transformasi dari eksportir ke international marketer. Pertumbuhan e-commerce global yang mencapai USD 5,9 triliun pada 2023 menjadi bukti bahwa platform digital menjadi jembatan antara produk lokal dengan pasar internasional. Namun, hadir di platform digital saja tidak cukup. Kita perlu menggunakan teknologi, khususnya AI, untuk memaksimalkan efektivitas pemasaran global.

AI membantu dalam berbagai aspek pemasaran digital, mulai dari analisis data perilaku konsumen, prediksi tren, hingga personalisasi iklan digital. Menurut laporan dari McKinsey (2022), perusahaan yang menggunakan AI dalam pemasaran mampu meningkatkan efektivitas kampanye digital hingga 25%. Dengan demikian, kita dapat menjangkau konsumen global dengan lebih tepat dan efisien.

Penggunaan chatbot berbasis AI juga membantu mempercepat proses komunikasi dengan konsumen, memperbaiki layanan pelanggan, serta memberikan pengalaman yang lebih personal bagi konsumen di seluruh dunia. Hal ini sejalan dengan pandangan Levitt bahwa pemasaran global tidak hanya soal produk, tetapi juga tentang hubungan yang dibangun dengan konsumen.

Kolaborasi Global

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun