[caption caption="Larantuka. Dokpri"][/caption]
Berubah senatiasa sang pantai
oleh mengombak lidah laut memberi
oleh bergulung jemari laut mengambil dari
Padanya ditambah dan dikurangi
materi datang dan pergi
Maka pantai yang kini
tak pernah pantai yang tadi
meski di sana jua ia tetap berdiri
Demikianlah
dalam kebersamaan dengan laut
dalam pengabdiannya pada laut
segala puji bagi indah pantai menjadi patut
sebab berpantai bukan semua laut
tetapi tak sekalipun pantai tak berlaut
Maka terkutuklah
Pantai yang memunggungi laut
yang menulikan diri dari debur laut
membiarkan teriakan laut tak bersahut
Seperti laut
demikianlah rakyat itu
Penderitaannya
ketertindasannya
pemiskinannya
harapan-harapannya
bergemuruh tak henti
mencari kawan berbagi
keluh
amarah
tangis
protes
bertubi-tubi tanpa jeda
Layaknya pantai
bukankah begitu seharusnya pujangga mengabdi?
layaknya pantai
patutlah karya dibentuk dari hidup rakyat
***
Tilaria Padika
Larantuka, 7 Mei 2017
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H