Dalam masyarakat kapitalis yang kian matang, rumah tangga berubah wujudnya. Oleh tuntutan pekerjaan, banyak pasangan suami-istri tinggal terpisah kota, bahkan negara, dan baru bisa berjumpa sepekan, sebulan, atau dua bulan sekali, atau periodik lain sesuai ketersediaan waktu dan uang yang dimiliki.
Untuk keluarga-keluarga seperti ini, perjumpaan yang periodik itu, kebersamaan yang cuma 2-3 hari di akhir pekan atau semingu dalam 1-2 bulan dimanfaatkan dengan baik untuk bertengkar habis-habisan pun bercinta yang tak kalah serunya. Lebih asyik lagi bercinta usai bertengkar hebat.
Tetapi pandemik Corona bikin pusing tujuh keliling keluarga-keluarga begini.
Red allert yang diberlakukan sejumlah lembaga membuat suami atau istri bisa kembali ke rumah, ke kota domisili suami/istri dan anak-anak. Tetapi karena si suami/istri datang dari kota atau negara episentrum Corona, seisi rumah harus waspada. Demi mencegah penularan intra-orang serumah, sebab jangan-jangan suami/istri sudah membawa serta Corona dari kota tempat kerja, physical distancing dalam rumah pun diterapkanlah.
Ini hari-hari paling bikin pusing.
Menahan hasrat saat berjauhan itu mudah. Tetapi mengendalikan diri saat berdekatan? Â Sungguh seperti kucing yang cuma dibolehkan menatap sekerat daging yang tergeletak semeter di depannya
Apa daya. Gara-gara Corona, Tuan dan Nyonya A cuma bisa saling pandang. Hendak melampiaskan hasrat, kesadaran akan keselamatan para pihak tegak sebagai dinding tembok cina. Istri menjadi gadis petani di wilayah kekuasaan Dinasty Qin. Suami adalah warior Mongol, menatap penuh hasrat penaklukan.
Tuan A tentu gerah minta ampun, melihat nyonya mondar-mandir dalam balutan daster. Ingin colak-colek, eh harus harus jaga jarak.
Begitu pula Nyonya A, meledak-ledak kepalanya melihat Tuan A berolahraga dalam kondisi bertelanjang dada. Mau mendekat, eh, physical distancing.
Tidurpun tidak bisa seranjang. Bagi keluarga kelas pekerja berumah imut, suami terpaksa tidur di ruang tengah, ditonton tivi sepanjang malam. Sesekali menatap gelisah ke arah kamar. Hendak pindah ke dalam, eh takut corona.