Mereka memang mengatakan bisa pindah dukungan jika Muhaimin tak jadi cawapres. Tetapi pindah dukungan itu ke poros ketiga. Sayangnya, poros ketiga tampaknya tidak akan terbentuk.
Meski Partai Demokrat mencabut dukungan terhadap Prabowo, koalisi antara Partai Demokrat dan PKB tidak akan cukup untuk memenuhi syarat pengajuan cawapres.
Inilah hebatnya taktik mengulur-ulur waktu pendaftaran yang dimainkan Prabowo dan Joko Widodo. Keduanya sebenarnya bukan saling tunggu dan saling intip. Alasan utama mereka adalah mengunci peluang terbentuknya poros ketiga.
Di sisi lain, masih ada sehari bagi SBY untuk memainkan bidak-bidaknya. Cukup tambahan satu partai lagi, poros ketiga bisa saja lahir.
Tetapi Jokowi membuat kejutan. Alih-alih memilih Mahfud atau Muhaimin, Jokowi memilih Ma'ruf Amin sebagai cawapresnya. Dengan langkah ini, Muhaimin, PKB, dan PBNU tidak bisa berkutik sebab Ma'ruf Amin adalah Rais A'am PBNU juga Ketua MUI.
Sumber:
- Merdeka.com (09/08/2018) "Yenny Wahid: Mahfud MD NU tulen."
- Tribunnews.com (09/08/2018) "Mahfud MD Diragukan Said Aqil, Namun KH Maimoen Zubair Sebut NU Tulen."
- Koranindonesia.id (06/08/2018) "Kyai NU Ancam Jokowi, Pilih Cak Imin Atau Cabut Dukungan."
- Detik.com (08/08/2018) "Said Aqil: Mahfud Md Belum Pernah Jadi Kader NU."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H