Jika dipikir-pikir, kasihan juga Pak Anies Baswedan itu. Sejak awal beliau sepertinya tidak pernah berkesempatan memerintah Jakarta dengan tenang. Seperti selalu ada saja musuh, datang silih berganti menantangnya. Satu belum benar-benar ia kalahkan, lawan baru sudah menantang.Â
Pak Ahok, Gubernur DKI Jakarta sebelumnya boleh dikatakan musuh pertama Pak Anies Baswedan. Ahok berhasil takluk. Pak Anies mengalahkannya dalam Pilgub.
Baru beberapa saat menikmati indahnya wibawa dalam balutan pakaian putih-putih, Pak Anies harus berhadapan dengan para supir angkot Tanah Abang yang bajunya kusut penuh keringat itu. Huh. Mereka menggugatnya menyalahgunakan kekuasaan peruntukan jalan raya (Detik.com, 14/03/2018).
Belum tenang dari itu, Direktur Utama PD Dharma Jaya Marina Ratna Dwi Kusumajati menyatakan mundur dari jabatan. Dari pernyataannya tersirat penyebabnya adalah carut-marut operasional pemerintahan Anies Baswedan (Kompas.com (16/03/2018).
Belum lama ini, Anies bermasalah dengan sejumlah pejabat, terutama Walikota Jakarta Timur Bambang Musyawardana yang ia pecat lewat whatsapp (CNN Indonesia, 16/07/2018). Repot deh, Pak Bambang pakai curhat segala. Jadinya warganet tahu dan memrundung Pak Anies. Orang-orang udik itu tak mengerti, zaman now pesan whatsapp itu setara Surat Keputusan berlambang Garuda.
Masalah dengan para pejabat yang dipecat dengan cara tak pantas a la kids zaman now belum selesai, muncul lagi musuh baru. Kali ini  bukan manusia. Ia adalah sungai, Kali Sentiong alias Kali Item namanya, bagai julukan jawara zaman perang lawan Kompeni.
Kali Sentiong seperti hendak meledek Anies, menguji kesabaran pemimpin baru DKI Jakarta ini. Sungai ini tidak mau cuti sebentar saja mengeluarkan bau busuk menyengat, setidaknya selama para atlit Asian Games menginap di Wisma Atlit Kemayoran. Sialnya Sungai Sentiong bukan pejabat Pemprov, tak mempan dipecat via whatsapp.
Yang bikin kesal, Kali Sentiong pernah bersih dan berkurang baunya semasa pemerintahan Pak Ahok. Jadi boleh diduga, Kali Sentiong bagian dari pendukung Ahok.
Alhasil, Kali Sentiong tak lagi bisa berinteraksi dengan dunia luar. Ia tak bisa menyapa warga DKI dengan warnanya yang mungkin sengaja kian hitam semasa pemerintahan Pak Anies. Para atlet mancanegara juga tidak akan bisa melihat wujudnya.