Selama Rusia belum angkat kaki dari Crimea, presidennya tidak akan diajak kumpul-kumpul lagi.
Reaksi kawan-kawan tradisional Amerika Serikat
Sudah pasti rencana Opa Trump bikin gusar kawan-kawannya. Tante Theresa Mai yang beberapa bulan lalu bermasalah dengan Rusia terkait pembunuhan agen ganda di Inggris langsung saja berkomentar. "Iya, melibatkan Rusia itu penting (pura-pura bijak) tetapi Rusia harus terlebih dahulu menunjukkan perubahan kebijakannya terkait pendudukan Crimea."
Baca juga: Hubungan Trump-Kim Jong-un Membaik, Trump-Trudeau Memburuk
Menteri Luar Negeri Kanada, yang bosnya sedang perang twit dengan Opa Trump, langsung timpali, "Kalau lihat gelagat, sudah jelas Rusia nggak mau berubah. Sifatnya sudah begitu, tidak menghormati demokrasi. Jadi kita tak punya alasan libatkan mereka." (stuff.co.nz, 9/6/ 2018)
Om Giuseppe Conte, Perdana Menteri Itali awalnya berkomentar tanpa pikir, "Kayaknya usulan bagus, tuh," mendukung Trump. Tetapi sepertinya "setelah dimarahi" Kanselir Jerman Tante Angela Merkel karena tidak kompak, ia manggut-manggut saja ketika Tante Merkel katakan, "Semua negara anggota Uni Eropa, termasuk Conte, sudah setuju jika Rusia belum akan diterima kembali sebagai anggota G7 sebelum menunjukkan perubahan politiknya di Ukraina." (bbc.com, 9/6/2018)
Mendengar keinginan Opa Trump dan penolakan Om-Tante bos negara-negara industri lain, Om Putin ja'im. Ia tidak banyak bicara. Anak-anak buahnya yang berkomentar.
"Sepertinya negara-negara G7 itu deh yang butuh Rusia. Kami nggak ngerasa butuh-butuh amat temenan dengan mereka, kok," kata Om Konstantin Kosachev, Ketua Komite Hubungan Luar Negeri di Majelis Tinggi Rusia. "Kalau mau temanan lagi, ya cabut donk sanksi kepada Rusia dan nggak usah sok dikte-dikte kebijakan Rusia, lah," lanjutnya. (stuff.co.nz, 9/6/ 2018)
Komentar pemeritah Rusia juga senada anggota DPR-nya. "Maaf, kami fokus cari format lain, G7 mah kami woles aja," kata Om Dmitriy Peskov yang kalau di Indonesia jabatannya setara Om Johan Budi. (theguardian.com, 8/6/2018)
Oposisi dan kawan separtai nge-bullying Trump
Yang paling nyinyir soal rencana Opa Trump ngajak Om Putin kangen-kangenan di forum G8 justru publik Amerika Serikat, baik kalangan oposisi, pun rekan separtai.
Koresponden senior Hufftington Post untuk Gedung Putih, S.V. Date menulis artikel bernada mengolok-olok, "Trump's Policies Paying Off For Man Who Helped Make Him President: Vladimir Putin" (Hufftingtonpost.com, 8/6/2018). "Kebijakan Trump membayar lunas orang yang membantunya jadi presiden: Vladimir Putin".
Om Date ngompori dengan mengutip pernyataan beberapa orang, seperti Tom Nichols yang ahli Rusia di Naval War College dan Ned Price, mantan analis CIA.