Jika Om-Tante tidak membolos saat pelajaran Biologi atau Geografi semasa sekolah dulu, nama Wallace tentu melekat di kepala. Ia bukan sembarang orang. Alfred Russel Wallace adalah ahli biologi terkemuka yang pernah menulis buku bersama Charles Darwin. Gara-gara Wallace--dan seorang lagi bernama Weber--kita jadi tahu bahwa hewan dan tumbuhan di Indonesia berbeda ciri menurut zona georgrafisnya: Asiatis, peralihan, dan Australis.
Wallace menemukan zona geografis hewan dan tumbuhan di Nusantara yang berbeda antara kawasan Barat yang berciri Asiatis dan kawasan peralihan. Ia menarik garis imajiner yang membelah Indonesia, melintasi laut antara Kalimantan dan Sulawesi dan antara Bali dan Lombok. Garis itu disebut Garis Wallace. Garis ini berpasangan dengan Garis Weber di Timur yang membelah kawasan peralihan dan kawasan Timur yang berciri Australis.
Pulau Semau termasuk wilayah yang Om Wallace ubek-ubek saat riset lapangan pada 1859. Di Pulau Semau Wallace mencatat 24 spesies burung. Sejumlah ahli lain mengikuti jejak Wallace. Loria mengumpulkan 18 spesies burung pada 1889; H. Kate 10 spesies pada 1891; dan C.B.Daniel 19 pada 1911.(1)
Kalau Om-Tante penduduk Kota Kupang dan tidak mudik Idul Fitri, alangkah manisnya kesempatan liburan ini dipakai untuk mengunjungi Pulau Semau. Hitung-hitung semacam wisata napak tilas sejarah ilmuwan Alfred Russel Wallace.
Tetapi bukan napak tilas meneliti burung-burung. Repot itu mah. Saya ajak Om-Tante kunjungi pantai-pantai perjaka dan indah di Pulau Semau. Perjaka maksudnya belum dikelola profesional sebagai tempat wisata. Saya pakai istilah perjaka demi tak dituduh seksis jika gunakan istilah perawan.
Memang belum banyak orang tahu pantai-pantai di Pulau Semau. Om-Tante coba foto-foto di sana lalu unggah ke instagram, para stalker pasti panas penasaran dan rekan-rekan bertanya, "Eehhh, itu di mana? Kok indah banget. Aku belum pernah ke sana. Kamu sedang di luar negeri ya?" Nah.
Pulau Kecil di Ujung Barat Kota Kupang
Semau itu pulau kecil di sisi Barat Pulau Timor. Luasnya 100 kali luas Kelurahan Menteng, tempat tinggal Ibu Megawati dan orang-orang besar dari masa lalu; atau hampir dua kali luas Kodya Jakarta Barat. Kalau Om-Tante orang Jakarta yang mau berlibur ke Semau dan kunjungi semua pantai, latihan dulu berkendaraan keliling Kelurahan Menteng 100 kali saat lalu lintas sepi. Bisa juga dengan cukup dua kali kelilingi Jakarta Barat.
Penghuni Pulau Semau tidak seberapa banyaknya. Tidak sampai 15 ribu jiwa, mendiami perkampungan di 14 desa di 2 kecamatan. Jika dibagi rata, tiap desa dihuni hanya oleh kurang lebih 1.000 orang. Makanya sepi.Â