Saya tak bisa bikin puisi
tentang kasih menagih janji
atau iba cinta meminta-minta
tentang gundah duka terlunta-lunta
atau buncah suka oleh pukau
berujung seribu rindu yang pilu
Itu sebabnya saya brengsek
gemar meledek para penyair
soal puisi yang menye lenje
seperti bayi rengek pinta tetek
bak rempeyek kena angin melembek
Aiiih, tentu saja saya ingin
tulis puisi seperti nyanyi hati
Sudah saya coba berkali-kali
kemarin pun di lain hari
sudah tiada terbilang jari
jari tangan plus jari kaki
juga jemari ayah-ibu
jari-jari kakak-adik, paman-bibi
tak pernah jadi meski sekali
Andai ini cinta jadi puisi
nanti saya bawa bernyanyi
sambil menari di terik hari
berlanjut malam musim semi
menggoda istri kekasih hati
hingga jiwanya berseri-seri
menyusupi tidur sebagai mimpi
lalu pagi ia bangun wajah berseri
Aiiiih
ini gagal sekali lagi
bikin cinta jadi puisi
Mungkin sebab saya tiada lagi berhati
Kemari lihat sendiri
mestinya ada hati di sini
namun kini raib, kan?
Ke mana hati ini pergi?
Oh rupanya diambil kekasih
dia sihir jadi liontin
dikalungi sehari-hari
katanya demi dekat di hati
tentu dia punya hati
agar cinta kami abadi
Haihaihai
itu cuma imajinasi
menghayal dicintai
dulu kini dan nanti
sebab cinta urusan dua hati
yang mungkin bisa berganti
meski dahulu sudah berjanji
tuk setia sampai mati