Mohon tunggu...
George
George Mohon Tunggu... Konsultan - https://omgege.com/

https://omgege.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hari Kopi Sedunia dan Kenangan Rabu Berdarah

2 Oktober 2017   01:53 Diperbarui: 2 Oktober 2017   02:17 3914
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cero Coffe, merek dagang Kopi Arabika Juria dan Yellow Caturra milik anak-anak petani Colol. Sumber: instagram.com/cerocoffee

Hari itu, 10 Maret 2004 kemudian dikenal sebagai Rabu Berdarah. Enam orang petani Colol: Vitalis Jarut, Domi Amput, Stefanus Magur, Yoseph Tatuk, Maksimus Tio dan Frans Atur tewas ditembus timah panas. Sekitar 17 orang lainnya menderita cacat permanen.

Sejumlah 19 bintara polisi dan wakapolres Boni Tampoi yang bertanggungjawab atas pembantaian itu memang pernah diadili. Tetapi tidak satupun yang divonis bersalah. Boni Tampoi bahkan kian cemerlang karirnya. Dari seorang Wakapolres Manggarai berpangkat Anjun Komisaris Besar menjadi Wakapolda Lampung berpangkat Brigjend.

Konflik klaim tapal batas hutan antara pemerintah dan petani di Manggarai belum benar-benar tuntas. Tetapi pokok-pokok kopi yang pernah dibabat telah kembali berbuah. Colol kembali mempersembahkan Yello Caturra dan Juria kepada penikmat kopi di tanah air dan dunia. Kopi Colol bahkan berhasil memenangkan sejumlah festival kopi nasional.

Cero Coffe, merek dagang Kopi Arabika Juria dan Yellow Caturra milik anak-anak petani Colol. Sumber: instagram.com/cerocoffee
Cero Coffe, merek dagang Kopi Arabika Juria dan Yellow Caturra milik anak-anak petani Colol. Sumber: instagram.com/cerocoffee
Jadi, ketika suatu saat Anda duduk di cafe dan menikmati secangkir Arabika Juria atau Yello Caturra asal Flores, sudi kiranya sejenak heningkan cipta pada darah petani yang tumpah di ujung senjata Polri. Ketika Anda menyimak polemik panas tentang senjata akhir-akhir ini, ingatlah bahwa senjata-senjata itu lebih banyak digunakan untuk menembaki rakyat sendiri, petani dan buruh yang berjuang demi hak-hak mereka. Ingatlah.

***
Tilaria Padika,
01102017

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun