Bupati Tasikmalaya mengatakan harus adanya perhatian khusus dan lebih untuk pendidikan di desa. Pasalnya, ada sekitar 6 persen anak usia sekolah di Tasikmalaya yang tidak melanjutkan pendidikannya ke jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berarti mereka hanya mengantongi ijazah SD saja. Menurut bupati, perlu sinergi dari berbagai macam pihak untuk memerangi literasi, kemiskinan, dan pendidikan ini.
Namun, bupati Tasikmalaya, Ade Sugianto, mempunyai solusi, Yaitu dimulai dari perhatian oleh pemerintah desa setempat, lalu mengadakan ujian paket B dan C agar masyarakat yang sempat putus sekolah dapat meneruskan pendidikan SMP dan SMA nya.
Supaya nanti pada akhirnya mereka bisa mendapatkan pekerjaan yang layak, atau bahkan meneruskan ke perguruan tinggi. Selain itu, dari sisi masyarakat. Masyarakat harus mampu memaksimalkan program yang diberikan pemerintah.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Pemkab beserta dinas perpustakaan kabupaten Tasikmalaya terus berupaya mengoptimalkan minat membaca untuk masyarakat. Hal itu dilakukan dengan adanya perpustakaan keliling yang dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat. Konsep perpustakaan ini adalah mobil khusus yang berisi buku dan diparkir di titik-titik tertentu daerah kabupaten Tasikmalaya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H