Mohon tunggu...
Tiknan Tasmaun
Tiknan Tasmaun Mohon Tunggu... Praktisi herbal sekaligus blogger

Praktisi herbal yang ingin bermanfaat bagi sesama. Punya website di https://tiknan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demokratku Sayang, Demokratku yang Malang

11 Desember 2010   22:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:49 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

sungguh diawal kemunculanmu kau bagiku bagaikan sinar matahari pagi yang kutunggu-tunggu. Rasanya ada 'satrio pningit' yang akan bangkit menunaikan janjinya. Setelah sebelumnya kami lelah dengan kiprah para 'sedulur-sedulurmu' yang lebih dulu eksis.

Dalam dua kali 'hajatan nasional' pun aku dan kami memilihmu dengan segudang harapan. Harapan itu kami gantungkan dipundakmu. Apalagi 'the real' pemimpinmu adalah sosok 'jendral pemikir' yang tentu mempesona kami. Kelahiranmu membawa angin segar bagi kami 'wong cilik' - rakyat republik ini.

Namun betapa kecewanya kami melihat sepak terjangmu akhir-akhir ini. Setumpuk masalah tiada penyelesaian. Hal yang semestinya di'intervensi' oleh 'big bossmu' yang adalah petinggi negeri ini malah tidak dilakukan. Hal yang tidak seharusnya diaduk-aduk malah dijamah. Pernyataan-pernyataan para petinggimu sering melukai kami. Bukan luka tubuh tetapi luka hati, luka rasa keadilan. Namamu PD tetapi sangat ketara sekali kelakuanmu tidak 'pede' alias percaya diri. Kau lakukan saling menyandera dengan berbagai kepentingan.

Ingat bahwa hidup sekali sesudah itu mati. Gajah akan meninggalkan gading dan macan meninggalkan belang. Manusia meninggalkan nama. Nama yang diukir dari prestasi semasa hidupnya. Mumpung kau masih hidup - masih eksis- maka ukirlah nama yang tak akan terlupakan dalam sejarah. Jangan ukir kesenduhan bagi rakyatmu.

Tegakkanlah hukum. Bangunlah negeri ini. Jangan mencari terimakasih yang tiada berarti. Rakyat tidak wajib mengucapkan terimakasih kepada petingginya. Rakyat yang telah mempercayai mereka dan membayar gaji mereka berupa uang, kehormatan dan kepatuhan. Bekerjalah sesuai dengan tugas yang telah kalian janjikan untuk melaksanakan. Janganlah omong doang. Laksanakan dengan penuh tenaga.

Contohlah Bapak Mahfud MD. Orangnya tegas, lugas tidak banyak basa-basi namun jujur dan bertanggung jawab. Contohlah Bambang Wijoyanto yang tak memburu jabatan. Contohlah "si Umar Bakri' (bukan Bakri yang lain)yang telah menjalankan amanah sebagai guru dengan penuh dedikasi. Contohlah Semar yang telah menjalankan kewajiban sebagai pamomong yang adil.

Salam kompasiana selalu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun