Berikut adalah artikel yang saya tulis di kompasiana tercinta ini sekitar bulan Januari 2013 yang lalu, yang kemudian hari ternyata rahib dari kompasiana. Karena itu saat ini artikel tersebut saya tulis ulang. Perlu diketahui, sebagai perbandingan bahwa artikel ini juga saya tayangkan dengan sedikit perbedaan tekstual di blog pribadi di tiknan.blogspot.com bulan Januari 2013 yang sekarang berubah menjadi www.tiknan.com pada tautan https://www.tiknan.com/2013/01/perjanjian-leluhur-jawa.html. Bukti tanggal penulisan terlihat jelas pada 'url' tersebut yaitu ' /2013/01'. Artikel tersebut saya update ulang pada tgl 27 Desembar 2017 di www.tiknan.com. Bahkan pada tahun lalu, isi dari kisah tersebut saya pentaskan dalam pagelaran Wayang Tengul dengan judul : 'Babad Tanah Jawa - Nikahnya Sunan Drajad' dengan Ki Dalang Parwito dari Temayang Bojonegoro pada acara resepsi pernikahan putri saya.
Bahkan artikel ini banyak dicopas penulis-penulis lain baik seluruhnya atau sebagian atau ditambah sendiri. Semua tulisan yang lain bisa dilcak tanggal penulisannya lebih belakang dari Bulan Januari 2013.
Berikut artkel saya yang raib di kompasiana ini :
Konon ada semacam perjanjian antara Sabdopalon sebagai Pamomong  (Danyang Gaib) Tanah Jawa dengan Syeh Subakir sebagai penyebar Agama  Islam generasi awal di Jawa ini. Tersebutlah kisah tersebut dalam  tulisan lontar kuno. Lontar tersebut diperkirakan ditulis oleh Kanjeng  Sunan Drajad atau setidak -- tidaknya oleh murid atau pengikut beliau.
Cerita  tentang kisah ini pernah dipentaskan sebagai lakon wayang kulit  bergenre wayang songsong (wayang kulit yang berisi cerita hikayat dan  legenda Jawa) yang digelar di Desa Drajad, Paciran, Lamongan ( sebuah  desa tempat situs Sunan Drajad ).Â
Kisah diawali dengan adanya  persidangan di Istana Kesultanan Turki Utsmania di Istambul yang  dipimpin langsung oleh Sultan Muhammad I. Persidangan kali ini membahas  mimpi Sang Sultan.
Menurut Sultan Muhammad, beliu bermimpi mendapat  perintah untuk menyebarkan dakwah islamiah ke Tanah Jawa. Adapun  mubalighnya haruslah berjumlah sembilan orang. Jika ada yang pulang atau  wafat maka akan digantikan oleh ulama lain asal tetap berjumlah  sembilan.Â
Maka dikumpulkanlah beberapa ulama terkemuka dari  seluruh dunia Islam waktu itu. Para ulama yang dikumpulkan tersebut  mempunyai spesifikasi keahlian masing-masing. Ada yang ahli tata negara,  ahli perubatan, ahli tumbal, dll. Titah dari Baginda Sultan Muhammad  kepada mereka adalah perintah untuk mendatangi Tanah Jawa dengan tugas  khusus yaitu penyebaran Agama Islam.Â
Dibawah ini adalah dialog  antara Sabdopalon dengan Syeh Subakir yang terjadi di atas Gunung Tidar.  Syeh Subakir adalah salah satu ulama yang diutus Sultan Muhammad untuk  menyebarkan Islam di Tanah Jawa ini.
Adapun keahlian Syeh Subakir adalah  dalam bidang membuat dan memasang tumbal. Dialog yang penulis turunkan  ini adalah dialog versi imaginer yang penulis olah dari hikayat tersebut  dengan bahasa penulis sendiri.
Syeh Subakir : Kisanak, siapakah kisanak ini, tolong jelaskan.Â