Sebuah pertanyaan yang nampak tidak logis ditanyakan. Sebab secara hakiki, yang dimaksud keperawanan adalah kesucian seorang gadis dari jamahan laki-laki sebelum melalui pernikahan yang suci. Dalam artian ini, tentu bagi gadis yang sudah tidak suci lagi mustahil bisa kembali suci-perawan-lagi.
Namun jika yang dimaksud adalah memperbaiki alat kewanitaannya, maka tentu masih bisa diupayakan dengan beberapa methode sehingga alat kewanitaannya bisa mendekati seperti semula yaitu ketika masih perawan. Beberapa methode itu antara lain adalah tehnik operasai (vaginoplasty), operasi selaput dara, dan pengobatan ramuan / herbal tradisional.
Bagi para gadis yang mengalami pecah selaput dara karena kecelakaan, benturan, olah raga  tidak perlu berkecil hati, karena sejatinya secara 'kesucian' hakiki anda masih suci. Bahkan pecahnya selaput dara yang diakibatkan karena pemerkosaan sekalipun, karena bukan kemauan anda, seyogyanya anda tidak usah depresi. Anda masih 'suci' dalam pandangan hakiki.
Masalahnya adalah memang, di Asia ini, para kaum pria memang masih mendewakan utuhnya selaput dara. Hanya keuntungan bagi pihak laki-laki karena tidak ada parameter yang bisa untuk menguji keperjakaan seseorang. Dalam hal ini memang nampak tidak adil bagi kaum hawa. Karena itu, bagi kaum gadis, jagalah mahkota berharga itu bagaikan kalian menjaga nyawa kalian sendiri.
Sedangkan bagi para gadis yang sudah terlanjur hilang mahkotanya, baik karena disengaja atau tidak, masih ada upaya untuk kebahagiaan rumah tangga kalian kelak. Selain operasi yang biayanya mahal, masih bisa ditempuh dengan terapi ramuan alami. Antara lain dengan ramuan yang terdiri dari berbagai herbal, antara lain buah manjakani, temu kunci pepet, buah maja, temu putih dll, yang diramu sedemikian rupa. Dengan terapi konsumsi ramuan tersebut, insya Allah ketika anda menikah maka suami tercinta tetap akan mengalami sensasi layaknya malam pertama sungguhan.
Demikian kiranya bermanfaat. Salam, by : Tiknan Tasmaun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H