Mohon tunggu...
Tiknan Tasmaun
Tiknan Tasmaun Mohon Tunggu... Administrasi - Praktisi herbal sekaligus blogger

Praktisi herbal yang ingin bermanfaat bagi sesama. Punya website di https://tiknan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pencitraan Dengan Penafian Yang Tidak Etis

25 Juni 2011   15:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:10 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Terkait dengan tragedi bangsa yang sedang marak-maraknya diberitakan adalah peristiwa eksekusi TKW kita yang di Arab Saudi. Banyak suara yang yang membandingkan upaya pembelaan yang dilakukan pemerintahan sekarang dengan apa yang telah dilakukan almarhum Presiden Gus Dur.

Apapun itu namun ada yang tidak etis dilakukan oleh pemerintah yang berkuasa sekarang, melalui ucapan Menlu Marty Natalegawa. Hal tersebut disiarkan banyak stasiun televisi nasipnal. Tentu banyak pemirsa yang telah menonton tayangan tersebut.

Menlu telah menafikan bahwa penangguhan hukuman mati terhadap Zaenab, salah satu pahlawan devisa kita di Arab Saudi, adalah bukan karena berkat lobi tingkat tingi Gus Dur. Bukankah yang demikian ini merupapakan suatu tontonan buat rakyat yang sangat tidak etis. Entah dengan alasan apapun itu sehingga eksekusi Zaenab ditangguhkan, namun yang jelas Gus Dur jelas-jelas telah melakukan upaya nyata bukan sekedar gembar-gembor pencitraan semata. Sedangkan sekarang demi mencari alibi karena dipandang rakyat bahwa pemerintah sekarang kurang mampu melakukan lobi tingkat tinggi justru menjawab dengan cara menafikan kerja pemerintah sebelumnya.

Semoga hal ini menjadi pelajaran berharga bagi rakyat Indonesia semuanya. Baik bagi para TKI -TKW yang ada di luar negeri maupun rakyat secara keseluruhan. Bagi para TKI - TKW, berhati-hatilah dalam bertindak. Apapun keadaan Anda sekarang, terima saja sebagai takdir. Jangan banyak berharap kepada pemerintah. Biarkan pemerintah mengurus urusannya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun