Sebagai seseorang yang berprofesi sebagai praktisi pengobatan alternatif, saya telah lama mempraktekkan hal ini. Yaitu menyarankan para pasien untuk mengkonsumsi makanan yang terbuat dari bekatul. Ternyata hasilnnya sangat memuaskan.
Bekatul adalah limbah dari beras yang digiling. Seperti Anda ketahui bahwa gabah yang digiling menghasilkan limbah berupa dedak kasar atau sekam dan bekatul (dedak halus). Sebenarnya bekatul ini adalah lapisan yang ada diantara kulit ari beras dengan biji beras itu sendiri.
Adapun kandungan bekatul menurut hasil penelitian yang saya baca dari hasil karya ilmiah LOMBA KARYA TULIS NASIONAL BIDANG PERTANIAN yang berjudul “SEREAL BEKATUL SEBAGAI ALTERNATIF ADDED VALUE RESIDU PENGGILINGAN PADI” karya Okvina Nur Alvita, Esti Rohimah dan Sri Rahayu Mulyani dari INSTITUT PERTANIAN BOGOR ( bisa didownload di sini ) adalah demikian :
Komposisi bekatul (berdasarkan persen bobot) menurut Hammond (1998) berturut-turut ialah 11-13% air, 18-21% lemak kasar bekatul dan minyak, 14-16% protein kasar, 8-10% srat kasar, 9-12% abu dan 33-36% karbohidrat, Thiamin (B1), Riboflavin (B2), Kalsium, Magnesium, Phospor, dan Seng.
Diantara kandungan manfaat yang dapat diperoleh adalah :
1. Kalsium (Ca) bermanfaat dalam mengurangi insomnia, mendukung sistem saraf dan konstruksi otot, serta mengukur detak jantung dan mencegah penggumpalan darah.
2. Magnesium (Mg) berguna dalam mengaktifkan enzim : berperan dalam produksi energi, formasi protein dan replikasi sel, serta meningtkan kelarutan kalsium dalam enzim sehungga bisa mencegah terbentuknya batu ginjal, batu empedu dan batu saluran kemih.. Kekurangan magnesium bisa menyebabkan gangguan mental, kelelahan, serta gangguan pada jantung, kondisi saraf dan konraksi otot.
3. Mangan (Mn) memiliki manfaat sebagai berikut :
* Berperan dalam beberap sistem enzim, terutama sistem enzim yang terlibat dalam pengontrolan gula darah, metabolisme energi dan hormon tiroid
* Berperan dalam enzim SOD (Super oxyde dismutase) sehingga sel tidak mudah rusak.
*Mencegah epilepsi, mengurangi resiko serangan jantung mendadak