Mohon tunggu...
Tiknan Tasmaun
Tiknan Tasmaun Mohon Tunggu... Administrasi - Praktisi herbal sekaligus blogger

Praktisi herbal yang ingin bermanfaat bagi sesama. Punya website di https://tiknan.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Benarkah Tidak Ada Jokowi-Efek?

11 April 2014   01:34 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:49 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dari hasil hitung cepat sudah kita ketahui bersama bahwa PDIP menjadi pemenang pileg kemarin dengan perolehan suara nasional hampir mendekati 20 persen. Dari fenomena ini banyak pengamat yang menyimpulkan bahwa Jokowi Efek masih kalah dengan Oma Irama Efek. Benarkah ?

Sekilas bisa jadi benar. Namun kita harus melihat bahwa dalam pileg ini bukan mesin partai yang terlalu dominan bekerja namun lebih kepada orang - perorang caleg.  Merekalah yang berjuang allout untuk dirinya. Partai ibarat hanya menjadi perahu saja.

Sebagian besar pemilih akan memilih caleg bukan berdasarkan partainya. Namun lebih kepada melihat siapa figur caleg yang akan dipilih. Bisa jadi karena ketokohan si calon ataupun karena hasil gerilya tim sukses masing-masing dengan segala caranya, baik yang legal maupun yang illegal misalnya dengan politik uang. Sehingga bisa disimpulkan bahwa calon pemilih Jokowi sebagai capres kelak tidak otomatis mencoblos PDIP sebagai partai pengusungnya. Juga sebaliknya, bahwa belum tentu orang mencoblos caleg dari partai selain PDIP bukan berarti otomatis sebagai orang yang menolak Jokowi.

Namun dari pengamatan di lapangan ada gejala unik yang tidak sama sengan perilaku diatas, yaitu yang menimpa Partai Demokrat dan PKS.  Mereka yang tidak mau mencoblos Partai Demokrat bukan karena faktor figur calegnya tetapi karena semata-mata tidak mau memenangkan Partai Demokrat lagi. Sebaliknya dengan para pencoblos PKS, mereka tidak peduli dengan figur calegnya siapa, namun semata-mata karena memang memilih PKS sebagai sebuah partai yang bagi mereka harus diperjuangkan.

Dengan tipologi pemilih seperti ini yang mengakibatkan Partai Demokrat jeblok sedangkan PKS mampu bertahan walaupun sama-sama digempur isu korupsi dalam tubuh partai masing-masing. Satu hal lagi bahwa PKS adalah satu-satunya partai kader yang solid di Indonesia. Sesalah apapun pemimpin partai mereka di mata hukum namun bagi mereka, orang-orang itu adalah orang tak berdosa dan merupakan korban konspirasi. Entahlah konspirasi apa ( ada simpatisan PKS yang mengatakan konspirasi remason dan bla bla bla lainnya).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun