Sinar matamu tajam namun ragu
Kokoh sayapmu semua tahu
Tegap tubuhmu takkan tergoyahkan
Kuat jarimu kalau mencengkeram
Bermacam suku yang berbeda
Bersatu dalam cengkeramanmu . . .
Bapak pendiri bangsa begitu tajam dalam menebar jalan panjang ke depan supaya manusia indonesia bisa berjalan sesuai dengan landasan negaranya. Pancasila lahir sebagai burung. Burung gagah seperti yang digambarkan pujangga Iwan Fals dalam cuplikan yang dikutip di awal. Sungguh sebuah visi berbalut misi yang terhuyung dalam alunan jiwa yang penuh roh kemerdekaan yang selalu sedia memberikan panduan bagi nusantara yang mau maju.
Gegap gempita yang lahir dari keinginan dasar manusia bersanubari yang bersujud pada raja jagad. Bukan ego yang menginginkan seponggol kata yang dikenal sebagai nama yang terpajang pada dada sang garuda. Namun harum bakti yang diinginkannya sebagai warisan untuk anak cucu serta segenap generasi mendatang. Sayap sang garuda yang merentang melambangkan kondisi geografi Indonesia yang merentang dari Sabang sampai Merauke, kepalanya yang tegap dan ekornya yang lantang melambangkan kemegahan alam Indonesia yang membentang dari utara sampai selatan. Cengkraman kukunya yang menandai bahwa Indonesia tidak akan hancur selama di bawah naungan sang garuda yang berdadakan pancasila.
Terbanglah garudaku
Singkirkan kutu-kutu di sayapmu oh.....
Berkibarlah benderaku