Mohon tunggu...
Ruli
Ruli Mohon Tunggu... Lainnya - Gathering, sharing and make it happen

Penggiat pendidikan, sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Istri Ayah

1 November 2024   23:00 Diperbarui: 1 November 2024   23:12 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bias cahaya itu menggandeng ibu
masuk ke kamar pagi berdebu
tegas membelai sadar buah hati
harapnya terselip dalam senyum melati
tegap punggungnya menahan pilu
kuat tangannya menjinjing malu
semua demi anak dahulu
dia melupakan keriput dan mata layu
baginya waktu istirahat tak perlu
dipatahkannya jarum jam sembilu
lalu dijahitnya waktu yang berlalu
ibu memang begitu
bagai jalan keras berbatu
dan hanya ayah yang tahu itu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun