Mohon tunggu...
Ruli
Ruli Mohon Tunggu... Lainnya - Gathering, sharing and make it happen

Penggiat pendidikan, sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Taman Hati

28 Juni 2024   00:40 Diperbarui: 28 Juni 2024   00:42 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Bila tiada sekuntum asmara dalam hati
tak mungkin rindu seindah mawar melati
mesra terangkai dalam karangan sastra
indah terlukis dalam klise pujangga

Lidah bisa memutar kata
tapi mata takkan berdusta
tekuk kesal bibir mu
tak menghapus senyum dalam tatapan mu

Mengapa mega rasa harus kau dusta
sedangkan hati terasa menyala
mengapa kau redup segenap kata
sedangkan telinga sepi menunggu sapa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun