Mohon tunggu...
Ruli
Ruli Mohon Tunggu... Lainnya - Gathering, sharing and make it happen

Penggiat pendidikan, sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Distraksi Juang

6 Juni 2024   13:19 Diperbarui: 6 Juni 2024   13:35 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ketika duka ikut terlarut
amarah turut mengkerucut
rasa manis berujung kecut
menjadi basi terkontaminasi emosi

mulai terlatih dalam tertatih
berkilah diantara celah sumpah serapah
merangkak mengais harapan
menanggalkan sesal dan luka

sepucuk mawar tak berduri
sadar ku tak sendiri
air mata berbuah mimpi
udara bebas nikmat terlepas
jiwa membara melawan
penuh yakin benar kan menang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun