Mohon tunggu...
Ruli
Ruli Mohon Tunggu... Lainnya - Gathering, sharing and make it happen

Penggiat pendidikan, sastra dan kopi

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Perang Abadi

22 Juni 2023   17:45 Diperbarui: 22 Juni 2023   23:51 139
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Merajut Waktu dan Tragedi
Menjadi Rasa dalam Ingatan
Dibungkus dalam Imajinasi
Menjadi pakaian hangat sang peradaban
saat ruang dan waktu berdistraksi
dalam seksinya spiral semesta buatan

Budi dan Jiwa berpaling berangkulan
Mencoba saling menghangatkan
Menghadapi dinginnya takdir teknologi
Yg menjadi semakin tak tertutupi

"Sadar" akhirnya tahkluk pada "Jasad"
Yang membawanya kebilik astral dan tersesat
Sedang abstrak pasrah memandang
Sembari dipeluk logika buatan yang merebah di ranjang

Aku bergumam
Apa maksud Mu Tuhan?
Apakah kini sudah tak tahan?
Sini ngopi bersama Ku persilahkan
Saut Sang Alpha menjawab perlahan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun