Mengenang kembali masa kecil yang penuh akan kebahagiaan menjadi suatu hal yang terkadan membuat orang dewasa ingin kembali ke masa itu. Apalagi dihadapkan persoalan hidup yang sedemikian banyaknya. Mengenang kembali masa kecil selalu menjadi warna warni baru. Bagaimanapun juga kenangan masa kecil pasti akan selalu melekat dalam ingatan kita. Semua kenangan itu seringkali membuat kita tersenyum-senyum sendiri dan pastinya merasa sangat bersyukur karena pernah melewati masa yang indah itu.
Ada beberapa kegiatan yang sering kita lakukan pada masa itu. Mari kita coba ingat lagi untuk menambah rasa syukur terhadap Tuhan. Ingatkah kalian saat dulu kita bermain bola? Ingatkah kalian saat dulu berlarian kesana kemari dan hujan-hujanan? Ingatkah kalian saat kita berangkat ke sekolah dengan jalan kaki dengan ramai-ramai bersama teman-teman kita? Ya. Semoga kita dapat mengingatnya.
Pada saat itu bermain bola bisa dilakukan dimana saja tidak hanya di lapangan sepakbola. Bisa dilakukan di jalanan, sawah, halaman rumah teman yang luas, dan di tempat yang luas yang bisa untuk bermain. Dengan sandal dijadikan gawang dengan azan Maghrib menjadi peluit tanda pertandingan telah usai, bola plastik menjadi bola yang digunakan yang mana bola dibeli dengan iuran bersama entah itu 500 Rupiah atau ada yang iuran 1000 Rupiah. Cuaca hujan kala itu tidak menjadi masalah, malah menjadi sesuatu yang amat menyenangkan ketika bermain bola sambil hujan-hujanan. Sekarang kita mungkin bisa membeli ratusan bola plastik tapi kita tidak akan pernah bisa membeli kebahagiaan di masa kecil itu.
Atau ingatkah kalian saat bertikai dengan musuh di masa kecil? Bagaimana kita masih menyebutkan nama orang tua ketika di antara kita sedang bertikai. Sungguh begitu lucu dan sangat menyenangkan masa itu. Dimana pada masa itu yang ada di dalam pikiran kita hanyalah bermain, bermain, dan bermain tanpa memikirkan persoalan hidup yang terus berdatangan dan harus diselesaikan. Waktu kita kecil semua terlihat dan terasa begitu simple nya hidup kita, ya tidak seperti masa dewasa ini yang segala hal terlihat semakin terasa begitu rumit.
Kala itu kita saling berargumen dan terkadang sampai berkelahi namun hanya tangisan yangt dapat melerainya. Yang menangis itulah yang kalah. Masa kecil dimana kita sangat dan selalu polos tanpa adanya rekayasa dalam pertemanan. Beda jauh dengan masa dewasa ini yang mana banyak sekali rekayasa-rekayasa di dalam pertemanan. Tidak semua teman benar-benar teman, bisa jadi menjadi bumerang dan malah hanya memanfaatkan kita.
Beruntunglah bagi kita yang merasakan masa kecil yang indah itu. Kita belum mengenal canggihnya Gadget. Kita belum di sibukkan dengan game online, dan semua yang berkaitan dengan kecanggihan teknologi. Jika kita lihat dan saksikan bersama hari ini bagaimana kita lihat anak-anak sudah mengenal gadget, ketika bermain selalu ada gadget dikantongnya. Harusnya orang tua dapat membatasi hal tersebut, biarkanlah anak berkembang dengan bermain bersosialisasi dengan teman sebayanya, kenalilah mereka dengan indahnya alam agar senantiasa selalu bersyukur kepada Tuhan atas nikmat dan karunianya. Anak sejatinya adalah masa depan bangsa yang harus dijaga oleh beberapa elemen dalam kehidupan ini mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat, maupun lingkungan sekolah. Jangan sampai anak terlena akan kemudahan dan kecanggihan teknologi yang serba ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H