Mohon tunggu...
Tika We
Tika We Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Mahasiswi pasca sarjana Statistika Sosial di University of Southampton, Inggris.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pejuang Bukan?

30 April 2014   21:36 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:00 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Bukan, Mbak. Kita dari partai," jawab si Ibu bangga.

"Oh maaf. Karena Ibu pakai pin Pak Ganteng jadi kami pikir Ibu pendukung beliau," jawab groupies Mas Anies ini santun.

"Kita ini dapet dari goodie-bag mbak-mbak yang di situ tadi," ibu-ibu lain menimpali seraya menunjuk daerah mbak-mbak SPG Pak Ganteng beredar, "Kita dari DPC Kota ABC. Eh tapi kita belum dapet dari Anies Baswedan nih. Mana? Bagi donk! Apa kek, kaos atau apa gitu?"

Kami bengong. Diam, saling pandang.

"Bu, kaos yang kami pakai ini bukan dibagi-bagikan gratis. Ini kami beli. Kalau Ibu berminat bisa beli ke toko.aniesbaswedan.com."

"Yah, gimana sih. Masak mau dukung harus bayar. Kalau kita dikasih, nanti bisa kita bantu "gosok". Kita orang struktur partai lho."

Sekali lagi, kami bengong, saling pandang.

Ibu-ibu dan gerombolannya pun kemudian pergi. Sempat dadah-dadah ramah sih, sambil tetep pesan sponsor untuk kasih sesuatu buat digosok.

Awalnya aku pikir yang dimaksud "digosok" itu disetrika. Ya ibu-ibu, apa donk artinya kalau bukan disetrika? Hehe... Ternyata maksudnya "digosok" itu didukung dan diperlancar supaya orang partai pilih Mas Anies sebagai pemenang Konvensi Demokrat.

Wahai bapak-bapak dan ibu-ibu di luar sana, beneran deh, kami ini relawan yang nggak dibayar. Ketika 3.500 relawan capres Pak Sepatu ngambek pulang karena nggak dikasih makan, kami bertahan. Ketika pendukung capres Pak Pejabat bagi-bagi amplop, dengan bangga kami serukan, "Kami relawan, bukan bayaran!"

Plis ya, bayaran relawan Turun Tangan itu mahal. Goodie bag, kaos, atau amplop aja nggak cukup. Kalau mau bayar kami, lunasi dulu Janji Kemerdekaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun