Mohon tunggu...
Tika Resti Pratiwi
Tika Resti Pratiwi Mohon Tunggu... Lainnya - calon guru

alumni unnes

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Topik 4 Filosofi Pendidikan

11 Maret 2023   05:55 Diperbarui: 11 Maret 2023   05:56 9940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendidikan dibangun dari nilai-nilai Pancasila yang pertama kali dicetuskan oleh Bung Karno dan kemudian dirumuskan oleh panita Sembilan kala itu. Proses perumusan Pancasila menunjukkan bahwa pendidikan merupakan hasil perjuangan (topik 1). Salah satu tokoh yang memperjuangkan pendidikan adalah Ki Hadjar Dewantara yang kita bahas pada topik 2. Pemikiran filosofis Ki Hadjar Dewantara dinilai masih relevan untuk diterapkan pada dunia pendidikan saat ini. Ki Hadjar Dewantara menegaskan bahwa tujuan dari pendidikan adalah menuntun segala kodrat yang ada pada anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Ki Hadjar Dewantara juga mengemukakan bahwa dalam proses menuntun, anak perlu diberikan kebebasan dalam belajar serta berpikir, dituntun oleh para pendidik agar anak tidak kehilangan arah serta membahayakan dirinya. Semangat agar anak bisa bebas belajar, berpikir, agar dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan berdasarkan kesusilaan manusia ini yang akhirnya menjadi tema besar kebijakan pendidikan Indonesia saat ini, Merdeka Belajar.

Pendidikan yang sesuai zaman menuntut untuk terjadi perubahan arah sistem pendidikan di Indonesia.  Sekarang arah pendidikan yang kita tujuan yaitu kompetensi abad 21, pendidikan berpihak pada peserta didik, tetapi tetap memiliki nilai luhur. Kompetensi yang diharapkan pada pendidikan sekarang adalah kompetensi atau kecakapan abad 21 kemudian dikenal dengan istilah 4C, yakni critical thinking (berpikir kritis), creativity (kreatif), collaboration (kolaborasi), dan communication (komunikasi). Diharapkan dengan memiliki keterampilan tersebut peserta didik akan menjadi manusia yang siap beradaptasi dalam menghadapi zaman, bahkan siap memiliki pekerjaan yang bahkan sekarang belum ada.

Selanjutnya pendidikan yang berpihak pada peserta didik juga sekarang menjadi sorotan kembali, dimana sekarang dunia pendidikan sedang dalam masa disktraksi (peralihan). Pendidikan yang berpihak pada peserta didik merupakan pendidikan yang memerdekakan peserta didik. Pendidikan yang harus memberikan ruang pada peserta didik untuk berekspresi dan tampil sesuai kompetensi dan karakter serta sesuai minatnya.  Salah satu bentuk usaha pendidikan berpusat pada peserta didik adalah dengan pembelajaran berdiferensiasi. Melalui pembelajaran berdiferensiasi guru diajak lebih dalam untuk menangani peserta didik yang berbeda dengan melihat individunya karena peserta didik sekarang merupakan generasi yang berbeda dengen generasi sebelumnya. Generasi sekarang tumbuh dalam kondisi sosial, ekonomi dan politik yang lebih stabil daripada sebelumnya, sehingga sangat berbeda orientasi pemikiran dan karakternya.

Namun kita memiliki nilai-nilai luhur yang harus tetap bisa dipertahankan yang menguatkan bukan tergerus oleh perubahan zaman yang menuntut kemerdekaan belajar.

Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk membentuk karakter dan membekali generasi muda dengan nilai-nilai positif, termasuk nilai-nilai Pancasila. Pendidikan yang berpihak pada peserta didik merupakan pendidikan yang mengutamakan kepentingan peserta didik dalam proses pembelajaran dan perkembangan karakternya. Profil pelajar Pancasila pada pendidikan abad ke-21 meliputi karakteristik sebagai berikut: (1) Memiliki kecintaan terhadap Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia, (2) Memiliki sikap toleransi dan menghargai keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat, (3) Memiliki rasa nasionalisme dan kebanggaan terhadap Indonesia, (4) Memiliki kemampuan berpikir kritis dan kreatif, (5) Memiliki kepedulian terhadap lingkungan dan kelestariannya, (6) Memiliki sikap disiplin dan bertanggung jawab dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, (7) Memiliki kemampuan berkomunikasi dan bekerjasama dengan baik dalam tim..

Perwujudan profil pelajar Pancasila pada pendidikan abad ke-21 dapat dilakukan melalui pengembangan kurikulum yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam setiap mata pelajaran, pembelajaran yang lebih aktif dan kreatif, serta pengembangan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler dan pengalaman belajar di luar kelas. Selain itu, pendidik juga memiliki peran penting dalam membentuk karakter peserta didik dengan menjadi contoh yang baik dalam menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun