Mohon tunggu...
narlin kartika pohan s
narlin kartika pohan s Mohon Tunggu... -

mahasiswi di universitas sumatera utara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Move On Akibat Gigi Berlubang

19 Desember 2014   21:13 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:56 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

MOVE ON AKIBAT GIGI BERLUBANG.

Waktu saya kecil, kedua orang tua saya kurang memperhatikan masalah gigi. Karena minimnya pengtahuan tentang gigi dan akibat yang akan di timbulkan apabila sakit gigi dalam waktu yang berkepanjangan dan akan berakibat pada kematian. Maka dari kecil samapai saya SMP, saya juga kurang memperhatikan gigi saya. Sewaktu Sekolah Dasar, saya sering sakit gigi sampai gusi saya membengkak. Orang tua saya hanya memberikan obat yang sekedar penghilang rasa sakit. Namun, tidak pernah membawa ke dokter gigi untuk di periksa. Dan memang benar, gigi saya sembuh dengan sendirinya.

Setelah SMP, saya tidak pernah sakit gigi lagi. Namun, gigi saya sedikit berlobang dan sampai SMA gigi saya semakin bertambah berlobang. Dan benar saja, saya tidak pernah peduli, saya biasa menyikat gigi saya hanya pagi dan sore saja. Ternyata setelah SMA karena gigi saya bertambah banyak berlobang, maka saya mencari informasi-informasi tentang gigi di internet. Namun, saya belum juga memeriksa ke dokter.

Sampai akhirnya masuk universitas. Saya merasa sedikit malu karena gigi yang berlobang dengan jumlah 3. Dan gigi taring saya sedikit hitam. Dan saat pemeriksaan kesehatan,dokter menyarankan agar gigi yang masih tersisa cepat di cabut dan yang gigi taring yang sedikit busuk itu segara di cabut, karena akan menular ke gigi yang lain. Saya cemas, karena saya takut gigi saya yang lain terkena imbasnya.

Akhirnya, saya pergi ke dokter gigi dan melakukan foto scen pada gigi saya. Dan ini hasilnya.

Dokter menyarankan gigi taring saya di cabut, dan ketiga tulang gigi yang masih tersisah yang berlubang tersebut, saya setuju. Namun, untuk menghindari malu karena gigi taring sudah tidak ada, pertama dokter menyarankan untuk memasang gigi palsu untuk gigi yang berlubang yang telah di cabut. Saya kurang setuju dengan saran dokter yang pertama dan pilihan kedua dokter menyarankan untuk memakai kawat gigi ( behel ).

14189728161479359292
14189728161479359292

Setelah berbagai penjelasan dari dokter, saya mulai sering control gigi ke dokter dan sikat gigi pagi dan malam sebelum tidur. Sungguh menyedihkan melihat gigi yang rusak akibat keidaktahuan dan kemalasan. Numun, berkat kejadian dan penjelasan serta arahan dokter saya semakin dan selalu menyikat gigi sebelum tidur serta menjalankan pola hidup.

Saran saya kepada seluruh orang tua yang ada di Indonesia, agar membiasakan serta mengajarkan anak Anda sedini mungkin untuk menjaga kesehatan gigi serta tubuh agar tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas. untuk menciptakan genarasi yang cerdas dan sehat di masa mendatang.

Semoga dengan pengalaman saya dan cerita saya dapat membantu mewujudkan dan mendukung pencapaian “Untuk Indonesia Sehat”.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun