Mohon tunggu...
tika
tika Mohon Tunggu... Full Time Blogger - A blue story

───── ❝ 𝓂𝑒𝓃𝓊𝓁𝒾𝓈 𝓊𝓃𝓉𝓊𝓀 𝓀𝑒𝒶𝒷𝒶𝒹𝒾𝒶𝓃 ❞ ───── 𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐦𝐲 𝐰𝐫𝐢𝐭𝐞 : ⚫ 𝗕𝗹𝗼𝗴 [𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝗮𝗯𝗹𝘂𝗲𝘀𝘁𝗼𝗿𝘆𝗶𝗱.𝘄𝗼𝗿𝗱𝗽𝗿𝗲𝘀𝘀.𝗰𝗼𝗺/] ⚫ 𝗪𝗮𝘁𝘁𝗽𝗮𝗱 [𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝘄𝗮𝘁𝘁𝗽𝗮𝗱.𝗰𝗼𝗺/𝘂𝘀𝗲𝗿/𝗯𝗹𝘂𝗲𝗸𝘀𝗶𝗮]

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Di Antara

9 April 2020   09:51 Diperbarui: 18 September 2020   21:39 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika semua datang, tanpa dapat dikira.

Mereka akan kembali dengan ribuan cerita baru, namun semesta benar ia membawa kabar sesuai perasaan. Penantian dan kesabaran kali ini berbuah baik. Dalam artian semesta berpihak kali ini, mengingat sebuah usaha yang tak terkira pada perjuangan yang patut untuk diacungi rasa dan apresiasi.

Tapi mengira kesengangan sampai disitu, ternyata semesta memberi lebih tapi hal ini justru sebaliknya. Mematahkan ribuan hati, dan ribuan mimpi maupun ribuan rasa. Semua duka menjadi satu, hal yang satu-satunya menjadi pilar untuk saat-saat selanjutnya perlahan goyah. Sekarang terpaku, meneduh dan beranjak beristirahat.

Mengistirahatkan benak yang ada. Menata kembali hati yang hampir usang, berkali-kali mengerjap berharap semua hal ini hanya mimpi. Namun ternyata sudah tiga kali terbangun, melihat hal yang ada mengingat keadaan yang ada ternyata semua nyata. Tak ada celah sedikitpun untuk mencela bahwa semua ribuan hal itu hanya mimpi.

Suka senantiasa datang pada waktu yang tak terkira, begitu juga duka. Semua sama-sama sulit diterima, semua hadir karena semesta mau ia menjatuhkan suka karena usahamu patut untuk diberi rasa dan semesta menjatuhkan duka karena ingin mematahkan semua hal yang ada untuk hal yang ribuan kali lebih indah.

Kalau diingat kembali, langkah kaki yang menuntun kita untuk senantiasa bersama menuju hal yang tak terbatas dan melampui ribuan rintangan membuat semua keadaan tertata. Baik hati, fisik namun tidak dengan luka. Ia akan tetap selalu ada tak kunjung padam, semakin diingat membuat kau terasa menabur garam diatas luka. Mungkin itu yang dirasa dalam benak, padahal perjalanan kita masih jauh. Namun mengapa semesta menghendaki semua berhenti untuk saat ini? perpisahan yang cenderung layak dibenci. Ia benar-bener egois mematahkan ribuan rasa yang ada. Tapi entah mengapa aku yakin disatu titik kecil, bahwa mereka akan kembali dengan jutaan hal yang membuat euforia kembali lagi hadir. Memang semua yang ada dalam hati, jika sudah terpatri akan sulit terganti.

kompasiana-end-5f64c6b0d541df60785a8a62.png
kompasiana-end-5f64c6b0d541df60785a8a62.png

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun