Mohon tunggu...
tika
tika Mohon Tunggu... Full Time Blogger - A blue story

───── ❝ 𝓂𝑒𝓃𝓊𝓁𝒾𝓈 𝓊𝓃𝓉𝓊𝓀 𝓀𝑒𝒶𝒷𝒶𝒹𝒾𝒶𝓃 ❞ ───── 𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐦𝐲 𝐰𝐫𝐢𝐭𝐞 : ⚫ 𝗕𝗹𝗼𝗴 [𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝗮𝗯𝗹𝘂𝗲𝘀𝘁𝗼𝗿𝘆𝗶𝗱.𝘄𝗼𝗿𝗱𝗽𝗿𝗲𝘀𝘀.𝗰𝗼𝗺/] ⚫ 𝗪𝗮𝘁𝘁𝗽𝗮𝗱 [𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝘄𝗮𝘁𝘁𝗽𝗮𝗱.𝗰𝗼𝗺/𝘂𝘀𝗲𝗿/𝗯𝗹𝘂𝗲𝗸𝘀𝗶𝗮]

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Diri dan Benak

24 Oktober 2019   18:05 Diperbarui: 18 September 2020   21:32 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

yang namanya kesal menjalar, membawa sesak dan tangis di ujung cerita. Ketika amarah tak dapat lagi di sampaikan, pada akhirnya melukai diri sendiri terkadang adalah cara terbaik menjadi peralihan luka sementara. Hanya berkisar beberapa hari dan minggu, hingga semua luka itu akan berakhir dengan sendirinya. Membawa bekas yang sekiranya mengingatkan pada hal yang benar-benar pedih, membuat batin remuk dirasa, perlahan mematikan rasa dan asa.

Semua yang terlihat hanyalah hitam dan putih. Biru bahkan sudah hilang dari peradaban, bukan hilang untuk selamanya. Ia hilang karena perlu yang namanya dicari dan digali, jika kita bangkit semesta akan mengingatkan bahwasannya semua bukan tentang hitam dan putih. Melainkan ada biru yang terdiam, menunggu ia memainkan perannya, jika usaha dan rapalan doa kita sudah memadai baru saat yang akan dinantikan tiba.

Sorak sorai, tangis dan hentakan menggema dalam syahdu. Seringkali menghantui benak, kacau. Jika ingatan yang sudah di kubur perlahan kembali datang, membawa tangis yang magis pada petang menuju malam. Hanya butuh pelukan yang menenangkan, karena kami semua takut akan ribuan pernyataan dan pertanyaan dalam benak. Entah itu tentang sebuah masa depan, dan tak jauh bergelut dengan rasa.

Takut yang akan terjadi kembali menyakiti raga yang sudah benar-benar pulih. Karena bangkit tak semudah yang dikira, ada banyak hal yang perlu diterjang. Ingatan yang membawa dirinya dengan sukarela, membuat kita terdiam akan banyak hal yang seharusnya tak terjadi dihari ini.

kompasiana-end-5f64c511d541df07154c3873.png
kompasiana-end-5f64c511d541df07154c3873.png

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun