Tuhan menghadirkan banyak perkara, mau suka ataupun duka semua akan tetap saja hadir. Tak akan ada yang mengubah rencana kecuali jika Tuhan dan semesta menghendaki semuanya. Menyalahkan diri sendiri atas kesalahan yang sudah sepantasnya tertulis disana tak ada gunanya bukan? Kau sudah berjalan tertatih, berlari, melangkah sejauh ini. Hal yang sudah berlalu bukan terlalu buruk untuk di ingat, iya berat dan sakit. Seolah menabur garam diatas luka.
Tapi, tak semata-mata hal yang telah lalu membuatmu senantiasa menangis. Ada kalanya bersyukur karena kita lebih berhati-hati dalam melangkah. Dan merapal ribuan rasa yang ada agar tak salah kira, tentang apapun perihal manusia dan rasa. Semua berjalan dengan baik pada awal cerita, tiba-tiba kita jatuh tanpa tau arah.
Jatuh bukan berarti kau harus terus terduduk untuk saat itu dan selamanya. Tuhan memberi karena tau yang diberi akan kuat dan mampu. Masih ada jutaan hal yang perlu kau lakukan berbagi rasa antara kau dengannya, menikmati masa muda sebelum datang masa tua. Berbagi kisah antara kawan yang sudah lama tak berjumpa? Lantas apa lagi. Masih banyak tentunya, semua sudah tertulis di atas sana.
Kita bukan manusia yang ditakdirkan pandai mengira, yang pastinya usaha dan doa yang membantu memperkuat diri untuk menghadapi apapun yang hadir silih berganti yang telah lalu cukup jadikan pelajaran yang sepatutnya membuat kita lebih berhati-hati jangan terlalu jadikan ia hal buruk. Karena, hal itu yang membuat dirimu lebih terlihat kuat sejauh ini. Walau semua hal duka atau suka itu berlalu. Semua akan tetap teringat dalam benak, jika kau mau memutar kembali di mana ingatan itu berasal. Entah senyum atau justru air mata yang kau sugguhkan percayalah semua akan baik-baik saja. Terima kasih sudah bertahan sejauh ini, meski terkadang sulit. Aku tau kau cukup berani untuk mengambil keputusan tiap langkah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H