Mohon tunggu...
tika
tika Mohon Tunggu... Full Time Blogger - A blue story

───── ❝ 𝓂𝑒𝓃𝓊𝓁𝒾𝓈 𝓊𝓃𝓉𝓊𝓀 𝓀𝑒𝒶𝒷𝒶𝒹𝒾𝒶𝓃 ❞ ───── 𝐀𝐧𝐨𝐭𝐡𝐞𝐫 𝐦𝐲 𝐰𝐫𝐢𝐭𝐞 : ⚫ 𝗕𝗹𝗼𝗴 [𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝗮𝗯𝗹𝘂𝗲𝘀𝘁𝗼𝗿𝘆𝗶𝗱.𝘄𝗼𝗿𝗱𝗽𝗿𝗲𝘀𝘀.𝗰𝗼𝗺/] ⚫ 𝗪𝗮𝘁𝘁𝗽𝗮𝗱 [𝗵𝘁𝘁𝗽𝘀://𝘄𝘄𝘄.𝘄𝗮𝘁𝘁𝗽𝗮𝗱.𝗰𝗼𝗺/𝘂𝘀𝗲𝗿/𝗯𝗹𝘂𝗲𝗸𝘀𝗶𝗮]

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Rapuh

15 Mei 2019   17:16 Diperbarui: 13 September 2020   20:55 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source : pinterest.com

Pelan-pelan saja, tak perlu kau kejar. Semua pasti datang pada waktu yang telah ditentukan oleh semesta, tak perlu semua digapai untuk saat ini juga. Sesuatu yang ditakdirkan menjadi milik kita akan selalu menjadi bagian dari kita, tapi jangan sampai lupa akan Tuhanmu. Terkadang sebelumnya memang tak menyangka bahwa semesta akan benar-benar kejam. Seperti ini, tapi disisi lain bersyukur telah hidup sampai detik ini. 

Berbagi kasih kepada bapak, ibu tak lupa kawanku diluar sana yang sesekali senang mendatangkan rindu. Jika awalnya cukup tegar menghadapi semua tanpa perlu uluran tangan kalian, berpetualang seolah-olah benar-benar kuat menghadapi kenyataan. Namun ternyata, selang beberapa waktu perasaan yang dulu tegar, seolah hilang terkikis diterpa ombak. Euforia itu menghilang, tamak menggantikan semua hal yang ada. Kenyataan seolah menjadi keterpurukan, masa lalu menjadi satu-satunya penyemangat.

Malam menjadi sunyi, kepala terasa berat, sukma merasakan kenestapaan. Semua yang terjadi benar-benar di luar dugaan. Tak akan mengira jika mengalami hal yang bisa di bilang sepahit ini, di sekeliling ku banyak penduduk bumi yang senantiasa memberi dukungan, aku sangat berterima kasih perihal semua itu tapi di sisi lain aku benar-benar merasa sendiri. Ramai, namun benar-benar merasa sendiri. 

Semesta yang terus menuntunku untuk selalu tabah. Semesta memang penuh misteri, dalam benak seolah semua itu hanya tentang jatuh, jatuh dan jatuh. Mungkin jika semua itu jika tidak di takdirkan, sekuat apapun usaha dan doamu tetap saja tak akan di izikan. Sebab semesta punya hal yang menajubkan lebih dari itu, ia hanya memintamu bersabar sekali lagi. Sebentar lagi sosok yang di harapkan akan kembali lagi, ia menghapus duka dengan segenap perasaan yang ada menjadikan semua kenangan buruk menjadi buih. Ternyata rencana semesta tidak sesederhana itu, jangan rapuh tetaplah tegar semesta merindukan senyuman itu. Kau hanya perlu mencoba.

kompasiana-end-5f5e242b097f36747631b4f4.png
kompasiana-end-5f5e242b097f36747631b4f4.png

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun