Mohon tunggu...
Tika Lutfia Ningsih
Tika Lutfia Ningsih Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Jangan melakukan sesuatu jika kau tak ingin melakukannya, tapi jika kau ingin melakukannya lakukanlah dengan cepat.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Antisipasi Radikalisme, Dubes Inggris Kunjungi Pesantren

25 Februari 2016   15:32 Diperbarui: 25 Februari 2016   15:39 9
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Rabu (24/2/2016) siang. Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazam Malik mengunjungi Pondok Pesantren Edi Mancoro di Desa Gedangan, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang. Kedatangannya bersama rombongan beserta rekan media disambut hangat dan meriah oleh para santri, diiringi shalawat dilanjutkan diskusi bersama di aula pondok pesantren Edi Mancoro.

 Moazam Malik yang pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Sementara di Departemen Pembangunan Internasional Inggris (DFID) ini menuturkan, “Tujuan kami datang ke pondok pesantren Edi Mancoro ini adalah untuk belajar bagaimana agar kami bisa bekerjasama dengan lembaga-lembaga agama yang ada di Indonesia dengan orang muslim di Indonesia untuk menciptakan kedamaian.”

Diskusi berjalan dengan antusias ditambah kreasi shalawat santri yang berkolaborasi dengan grup musik SK (Seloso Kliwon). Mozam Malik yang menjabat sebagai duta besar sejak bulan Oktober 2014 ini juga menyuarakan sebuah ajakan perdamaian untuk dunia ditengah isu-isu international seperti teror yang terjadi di Sarinah, Jakarta dan negara-negara lainnya.

Ketika diwawancarai oleh salah satu awak media ia menjelaskan bahwa salah satu tujuan kedatangannya adalah untuk belajar dari pengalaman para pemimpin agama di Indonesia agar dapat menjadi pembelajaran bagi negara—negara lain. Menurutnya Indonesia adalah Negara yang masih plural, toleran, dan moderat. “Indonesia adalah penting dan saya juga mau mendorong pemimpin agama Indonesia, pemimpin politik Indonesia untuk berbagi pengalamannya karena krisis moral ini sebenarnya dihadapi oleh semua dan semua bertanggungjawab untuk menjaga masa depan kita.” Tutur Moezam.

Di tempat yang berbeda, Muhammad Hanif sebagai ketua Yayasan Pondok Pesantren juga berpendapat mengapa duta besar Inggris memilih berkunjung ke lembaga-lembaga agama di Jawa Tengah, “Kearifan lokal antara satu pesantren lain itu kan berbeda. Mungkin karena isu yang hari ini menjadi isu dunia itu kan berkaitan dengan mengkampanyekan perdamaian. Sebelum terjadi bom di Sarinah itu kan terjadi bom di Inggris, Istanbul Turki, dan terakhir di Indonesia. Inikan menjadi PR bersama tidak hanya orang Indonesia tetapi juga umat di seluruh dunia untuk mengkampanyekan damai dan melawan teror atas nama kemanusiaan.”

Muhammad Hanif menegaskan bahwa kedatangan duta besar Inggris untuk Indonesia ke pondok pesantren Edi Mancoro sama sekali tidak direncanakan olehnya, “Beliau mengirim surat untuk berkunjung kebeberapa pesantren dan universitas Islam di Jawa Tengah antara lain Pondok Pesantren Futuhiyah di Demak, Uiversitas Wahid Hasyim, Univesitas Islam Negeri Semarang dan pondok pesantren Edi Mancoro.”

“Setelah dari sini, mungkin beliau akan ke Jogja dan Klaten untuk melihat kerajinan ukir dan perak.” Tambah Muhammad Hanif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun