Kemasan, Polokarto, Sukoharjo (28/7/2022) -- Desa Kemasan memiliki banyak dan berbagai macam UMKM diantaranya adalah UMKM Getuk Crispy, Catering, Produsen Gitar, dan masih banyak lagi. Meskipun begitu, banyak pelaku UMKM yang belum menyadari pentingnya pencatatan keuangan dan bagaimana cara menyusun pencatatan keuangan bagi bisnis mereka. Menurut hasil survei pada UMKM Desa Kemasan, para pelaku UMKM tidak memperhatikan berapa jumlah uang masuk dan keluar pada bisnis yang sedang mereka jalani.
Dengan ketidakpastian jumlah uang masuk dan jumlah uang keluar dan ketiadaan catatan keuangan pada bisnis mereka, para pelaku UMKM tidak bisa mengetahui kondisi keuangan bisnis mereka, tidak dapat mengambil keputusan dan melakukan perencanaan bisnis dengan tepat, tidak dapat mengontrol biaya yang dikeluarkan, dan sulit untuk mendapatkan tambahan modal melalui pinjaman.
Oleh sebab itu, Tika sebagai mahasiswa KKN UNDIP di Desa Kemasan memiliki gagasan untuk memperkenalkan cara sederhana untuk mencatat keuangan kepada para pelaku UMKM Desa Kemasan. Selain itu, dilakukan pula pelatihan aplikasi SI APIK agar pelaku UMKM lebih mudah dalam menyusun laporan keuangan yang sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Kecil, Mikro, dan Menengah (SAK-EMKM).
Menurut SAK-EMKM, laporan keuangan minimum terdiri atas: (1) Laporan Posisi Keuangan yang melaporkan aset, liabilitas, dan ekuitas pada akhir periode, (2) Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain yang mengukur keberhasilan kinerja dalam bentuk laba entitas selama periode tertentu, dan (3) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) yang merupakan tambahan dan rincian akun-akun tertentu yang relevan.
Sebelum mempelajari cara menyusun laporan keuangan, pelaku UMKM perlu memahami perbedaan penerimaan kas dan pengeluaran kas dalam bisnis yang dijalaninya. Penerimaan kas merupakan uang masuk yang dapat berasal dari penjualan, utang, modal, penghasilan lain sepert bunga dan keuntungan penjualan aset tetap, serta pendapatan diterima di muka. Sedangkan pengeluaran kas merupakan uang keluar yang digunakan untuk pembelian bahan baku, pembelian aset, pembayaran beban operasional, serta beban dibayar di muka.
Para pelaku UMKM Desa Kemasan, yang sebelumnya belum memahami tentang pencatatan keuangan, antusias dalam mempelajari pentingnya pencatatan keuangan dan mempelajari aplikasi SI APIK dengan mengajukan beberapa pertanyaan terkait materi yang disampaikan oleh mahasiswa.
Melalui program pelatihan pencatatan keuangan dan pelatihan penyusunan laporan keuangan menggunakan aplikasi SI APIK ini, diharapkan para pelaku UMKM dapat dengan mudah mencatat penerimaan kas dan pengeluaran kas serta menyusun laporan keuangan secara mandiri.
Penulis : Tika Kusuma Sari (Program Studi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro).