Mohon tunggu...
Finiez
Finiez Mohon Tunggu... Mahasiswa - Be do the best

Marilah kita memulai lagi sebab kita belum berbuat apa-apa

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Tips Sederhana Supaya tetap Survive, Tidak Mudah Baper

20 Juli 2021   10:40 Diperbarui: 20 Juli 2021   10:45 382
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Dokumentasi Pribadi

Suatu hari,saya dan teman-teman seangkatan sedang asyik berdiskusi via WA. Seperti biasanya kami akan membahas banak hal dalam group itu,entah itu tugas studi ataupun pengalaman perjalanan panggilan.

Tak mau tahu siapa yang mengirim pesan dan siapa yang seharusnya menjawab,semua bebas memberi komentar. Kebebasan untuk memberikan pendapat  membuat kami semakin akrab dan hangat dalam berkomunikasi.

Sementara seorang teman menyinggung kehadiran seorang sahabat dalam group kami. Mendengar kabar itu ,spontan banyak dai anggota group yang memberi komentar termasuk saya. 

Ada yang bilag proficiat,ada yang bilang dan selamat dn macam-macam lagi. Dari sekian banyak chat itu,adalah seorang teman yang nyeleneh dari pembahasan dan mengungkit masa lalu saya. Perkataannya itu membuat saya tersinggung pada saat itu. 

Akhirnya saya putuskan untuk tidak lanjut lagi ngerumpi di group tersebut. Saya hapus semua pesan dan saya beranjak menuju kamar tidur saya.

Sebelum saya bergegas menuju kamar tidur,seorang teman menelepon saya ," Kok kamu gak komen lagi ?, Baper kali,itu aja pun sudah tersinggung ".. Pada saat itu saya tidak mau banyak bicara,dan saya lebih memilih untuk diam. Akhirnya saya duduk,dan merenungkan sikapku terhadap kawan-kawanku.

Dalam permenungan itu,saya menyadari bahwa tidak seharusnya saya tersinggung,tapi menjelaskannya dengan baik. Sikapku yang demikian membuatku menjadi marah,energi positif berkurang,dan aneka pikiran negatif tentang teman-temanku semakin banyak. 

Tanpa saya sadari ,Saya telah memvonis mereka,menuduh mereka sebagai akibat dari perasaanku saat ini. 

Dalam keheningan itu Tuhan menegurku dan membujukku untuk berdamai dengan diriku juga dengan teman-temanku. Dengan lembut kuraih lagi gawai itu,dan mulai nimbrung lagi bersama teman-temanku. Pada saat itu juga selain saya mohon maaf saya juga mendapatkan permohonan maaf dari temanku itu.

Pengalaman singkat ini memberiku satu pelajaran hidup yang berharga yakni tips sederhana agar tetap survive ( Tidak mudah baper). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun