Setiap hari adalah parodi. Peran pengganti yang membuatku tertawa sendiri.
Lihatlah, kali ini aku menjelma makhluk luar angkasa. Mari kutunjukkan padamu, letak Andromeda atau Supernova, tempat para dewa memunguti cahaya. Kamu tak perlu takut tersesat, aku akan menggenggam jarimu erat. Kubuat banyak lelucon hingga terbahak. Setiap kamu tertawa, aku suka.
Jika mulai bosan, kamu boleh menyuruhku pulang. Tak perlu banyak ucapan, sebab melalui diam kutemui jawaban.
Oiya, aku bisa berganti rupa. Menjadi malaikat kecil menggemaskan misalnya. Aku bisa mengajakmu bermain seharian. Lihat mataku yang bundar, di dalamnya ada bayanganmu kusimpan. Aku senang jika kamu mengusap kepalaku, denyut jantung ku akan terdengar keras, meski itu adalah nada tak terbaca, bahwa padamu aku begitu suka.
Sudah menjelang siang, aku harus pulang. Kamu menitipkan kotak biru berpita rindu. Sambil berjalan kubuka perlahan. Sajak-sajak paling bunga menguar seketika.
Aku tersenyum, membaca tiap kalimat yang kamu tulis di dalamnya. Kata-katanya kelopak cinta, diksi-diksinya tangkai semoga. Di akhir kalimat kamu menuliskan namaku; aku bahagia
Langkahku semakin mantap, Barangkali esok aku harus berganti peran. Bukan jadi malaikat bukan pula baby doll, tapi jadi seseorang yang benar iklas dan tulus, bahwa padamu akupernah menyimpan rasa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H