"Kita adalah sepasang Ursa di langit utara."
Kamulah Ursa Major, rasi bintang mewujud beruang besar, tekun memberi hadiah pelukan terang pada langit hitam dan bisunya malam. Lantas akulah Ursa Minor, rasi bintang menjelma beruang kecil, menebar binar pada sudut langit rahasia, memberi kantuk pada bilah-bilah tubuh yang lelah; langit itu adalah dada kita, yang dipenuhi milyaran cahaya cinta.
Lihatlah! Akan selalu ada pendar yang memenuhi sepasang mata kita, di sana cinta terbiasa terbit dengan sepenuhnya cahaya. Cinta menjelma gugusan Orion dengan perisai sinar, serupa pemburu waktu yang menumpas banyak lara di tedung langit yang makin menua.
Maka lihatlah pada malam-malam yang tenang, sinar Aquila membawa serta semoga kita, ia menjelma elang bersayap kekar, menerbangkan doa-doa, ke puncak tertinggi pengabulan semoga.
Dalam denyar yang membawa serta aba-aba, rindu kita layaknya sinar Pegasus, kuda bersayap yang membawa lari segala ingatan menuju mimpi tertinggi, menerbangkan angan pada kisah kita yang dihujani kemilau paling sempurna.
Untuk cinta kita, tetaplah nyala! Agar segala tabah tak berujung punah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H