Terima kasih banyak, kemarin sudi hadir untuk mengisi beberapa lembar bagian kosong dalam hidupku; sekalipun hanya sebentar, adamu memberi arti paling berarti.
Kau serupa keriuhan dalam sepi, memecah hening---menjadi bising. Bahkan saat sudah beranjak, kau masih menjadi pelabuhan rindu yang ingin hatiku singgahi berkali-kali.
Sejenak melupakan giat ku, aku kerap bersua denganmu dalam balutan angan yang terasa begitu nyata. Di sana; kita saling memeluk raga, menjadi jiwa-jiwa yang tidak lengkap tanpa salah satunya---Dan yang paling indah ialah; kau dan aku hingga kita memiliki mimpi yang sama pula.
Sialnya, mimpi kerapkali membangunkan aku lebih cepat. Sinar mentari merenggut nyawa dari harapan-harapan yang hirap, hingga pagi harinya aku tersadar, kau dan aku; adalah kesalahan yang tidak bisa dibenarkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H