Untukmu jiwa yang lelah, kadang ada saatnya semesta menenggelamkan dirimu dalam kubangan luka tak biasa.Â
Beberapa langkah, harus tumbang dan tidak lagi berarah. Beberapa suka, seolah di tata lebih lama tiba ketimbang datangnya duka.
Hidup selalu mengajarimu tentang hal baik, sekalipun ia dipetik dari hasil pengalaman memilukan.Â
Percayalah, setiap tangis yang luruh sederas rinai hujan---akan digantikan dengan gema dari tawa yang sepadan.
Tuhan selalu mampu menilai manusia, juga tidak pernah salah meletakkan takdir baginya. Tombak yang menusukmu hari ini, tidak pernah Tuhan izinkan melukai---tidak lain, untuk mendorongmu agar lebih cepat berlari.
Kau tahu?
Di setiap lelah yang kerap menuntunmu pada jalan menyerah, kau akan dipertemukan dengan banyak kebaikan. Untuk membuatmu segera memahami sinyal dari Tuhan, bahwa kalah telak bukan pilihan terbaik untuk mengakhiri perjalanan yang terlalu panjang.
Serupa sebelum datangnya gelap yang mencekam, Tuhan mengantarkan purnama bergandeng beribu bintang sebagai perwujudan dari pernyataan; bahwa tak selamanya di kegelapan kau sendirian.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H