Jawaban ibu itu membuat saya terharu. Saya merasa bahwa memang jika demikian tidak ada yang salah dengan pemberian atau hadiah dari anak- anak untuk gurunya. Saya yakin bahwa hadiah yang mereka berikanpun jika dilihat dari segi nominal tidak sampai merugikan mereka. Diberi hadiah oleh murid bukan berarti guru tak sanggup membelinya, tapi karena ada nilai dari sisi yang lain.
Lewat peristiwa diatas apa yang mau dikatakan kepada saya ? Yah, bahwa segala sesuatu itu tidak harus selalu diukur dengan materi. Pemberian diri seorang guru tentu saja tak  dapat dihitung dengan materi. Guru hanya berharap anak-anak yang didampingi itu menjadi anak yang sukses. Seseorang termotivasi menjadi seorang guru bukan karena hadiah melainkn karena tugas pelayanan.
Ketika saya menjadi mahasiswa , dan sudah selesai menyelesaikan segala tugas akhir saya pun memberikan hadiah kepada dosen pembimbing saya.Â
Niat memberi hadiah benar-benar dari hati yang tulus sebagai ungkapan terima kasih atas bimbingannya selama ini. Saya tidak mampu membalas segala kebaikan dosenku yang kuterima selama ini selain hanya doa yang bisa kulangitkan setiap saatnya dan bingkisan kecil ketika aku hendak berpisah dengannya.Saya berharap bahwa ini jugalah yang dirasakan oleh para orangtua sehingga menitipkan hadiah itu kepada anak-anak mereka.
Sekali lagi terima kasih atas kebaikan orangtua, perhatian orangtua untuk guru melalui anak-anak kita. semoga berkat melimpah untuk kalian.
salam..
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H