"Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu".
Merenungkan injil hari ini sangatlah menarik karena apa yang dijabarkan oleh Yesus melalui perikop injil ini adalah realita kehidupan manusia atau realita kehidupanku. Melalui injil ini Yesus mengiingatkan saya agar saya selalu siap menghadapi tantangan yang ada. Saya tahu dan sadar bahwa menjadi pengikut Yesus itu tidak mudah juga ketika mengakui diri ini sebagai pengikut Yesus bukan berarti hidup ini aman-aman saja dan jauh dari segala bentuk pergumulan. Melainkan Yesus menyadarkan saya akan konsekuensi dari setiap pilihan. Artinya saya memilih sebagai pengikutNya berarti saya harus siap dengan resiko yang ada seperti dibenci,dihina ,ditolak dan dicela.
Sebagaimana Yesus sudah memberikan teladan kepada saya, saya harus tetap kuat dan tegar tidak boleh takut apalagi gentar dan akhirnya menyerah terhadap tantangan hidup di era milenial ini, apalagi ketika harus mewartakan kebaikan dan kebenaran. Yesus telah berkisah dengan kesaksian hidupnya selama menunaikan tugas dan pewartaanya didunia. Ia telah mengalami banyak tantangan, celaandan aneka fitnahan yang dituduhkan kepadanya hingga hidupNya berajung tragis di kayu salib. Meski Yesus sudah tahu itu semua Ia tidak menyerah pada keadaan ia tetap tegar memikul salib walau berat penderitaannya. Demikianlah Yesus mengharapkan saya agar tetap berdiri kuat dan tegar menghadapi pergumulan hidup yang ada.
Menarik kata-kata Yesus " Jikalau mereka telah menganiaya aku, mereka juga akanmenganiaya kamu " Perkataan ini seolah melemahkan mental dan membuat saya takut. Seolah apa yang dirasakan Yesus pada zamannya harus saya alami saat ini. Tapi itu tidak mungkin ? Saya mencoba memamah kata itu hingga lumat dan aku menemukan arti yang sesungguhnya. perkataan  Yesus bukan melemahkan semangatku melainkan menguatkanku sedari dini karena yang dikatakan Yesus adalah realita kehidupan yang harus dihadapi dan tetap teguh pada iman dalam menanggapi tantangan zaman.
Saya baru menyadari, ternyata justru dalam situasi sulit yang saya alami , iman saya didewasakan, iman saya dimurnikan dan itu dapat terjadi hanya  jikalau saya berani untuk menghadapinya dan bukan lari lalu meninggalkan persoalan hidup.
Dimata dunia Yesus seakan menjadipribadi yang gagal  karena hidup dan karya nya berujung pada kayu salib yang hina. Namun,pada akhirnya Ia dimliakan dan dibangkitkan oleh BapaNya. Â
Melalui permenungan ini saya diajak agar tetap setia walau tantangan datang silih berganti. Memang untuk masuk pada sisi yang terang, sisi gelap meski saya kikis sampai tuntas. Menjadi pribadi yang setia terlihat gampang untuk dilakukan namun jika dilihat realita kehidupan kesetiaan itu hampir musnah dikarenakan zaman yang semakin instan.
Semoga melalui permenungan ini sayasetia dan  semakin teguh dalam beriman dan tidak takut pada tantangan zaman karena jaminannya adalah hidup yang kekal,hidup yang penuh suka cita. Tuhan mampukan aku untuk tetap setia kepadaMu hingga akhir waktuku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H