Hingga saat ini masapandemi belum juga berakhir. Pemerintah masih tetap menganjurkan untuk tetap mengikuti prokes dengan memberlakukan 6M. Untuk saya sendiri mengikuti anjuran ini bukanlah sesuatu yang sulit untuk dilakukan. Bagi saya sendiri anjuran ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah terhadap saya.Â
Mengapa saya harus membantah atau menolak cinta dan perhatian dari pemerintah ? Bukankah selama ini saya mengharapkan itu ? Cinta dan perhatian bukan saja hanya berbentuk materi seperti BLT, Sembako gratis dan lain sebagainya. Perhatian tidak selalu diukur dengan materi.Â
Saat ini kasus pandemi tidak juga berhenti. Masih banyak orang yang terpapar pandemi dan seolah hal ini menjadi penyakit biasa bagi sebagian orang. Adalah sesuatu yang sangat disayangkan ketika saya tidak menghargai anugerah kehidupan dengan menerobos batas-batas yang sudah ditentukan. Pemerintah masih menganjurkan untuk mengurangi mobilitas, menghindari keramaian, dan sebisa mungkin mengurangi pertemuan tatap muka.
Beberapa hari yang lalu beberapa dari teman saya terpapar varian covid yang baru yang disebut dengan omicron. Saya tidak menyalahkan mereka juga tidak berprasangka buruk terhadap mereka. Namun karena tuntutan tugas akhirnya mereka harus istirahat total. Dari peristiwa ini saya belajar dan membuat kesimpulan bahwa hingga saat ini saya tetap mengatakan lebih baik pakai masker dari pada pakai infus.
Artinya jangan karena kelalaianku atau kebebalan hatiku sekitarku menjadi korban. Saya katakan menjadi korban karena kekurang pedulian terhadap diri sendiri bisa berdampak bagi orang lain. Mengenakan masker setiap saat bukan lagi hal yang baru, hal ini sudah menjadi budaya atau kebiasaan setiap hari.Â
Saya sendiri tetap menggunakan masker, masker dilepas hanya pada saat tidur dan makan atau minum. Tidak ada alasan bagi saya bahwa masker membuat saya sesak bernafas. Hal ini mungkin terjadi ketika pertama kali diwajibkan memakai masker.Â
Tidak ada alasan bagi saya mengatakan harga masker tidak terjangkau, saat ini harga masker sudah murah meriah. Juga tidak ada alasan untuk mengatakan bahwa pandemi covid sudah menjadi penyakit yang biasa.
Anggapan seperti ini barangkali membuat saya harus menggunakan infus nantinya. Beberapa teman saya terpaksa memakai infus saat ini karena terpapar pandemi covid. Bukan mereka tidak memakai masker selama ini hanya saja mungkin mereka terlena dengan situasi tertentu sehingga omicron mendekati mereka.Â
Gejala yang mereka alami bukanlah gejala biasa yang cukup hanya isoman saja melainkan mereka harus dirawat khusus di rumah sakit dan infus menjadi andalan mereka saat ini. saya berharap semoga mereka lekas sembuh.
Jadi, teman-teman daripada kita memakai infus baiklah kita selalu memakai masker. Mari kita menjaga sekitar kita dengan menjaga diri. Mari kita saling menyayangi dan menghargai karena inilah bentuk konkrit kalau kita saling suport dengan sesama. Mari kita mengindahkan anjuran pemerintah, menerima bentuk perhatian mereka.Â