3. Mampu beradaptasi
Air akan mengkondisikan bentuk sesuai dengan wadah yang ditempati atau yang dilewati. Jika air dimasukkan kedalam gelas maka air akan berbentuk gelas,jika air dimasukkan kedalam balon maka air akan berbentuk balon dan lain sebagainya.
4.Tidak ada yang tidak bisa dibersihkan
Seing kali kita berkata bahwa air adalah hal yang paling bersih. Sekotor apapun noda bisa dibersihkan. Maka tak heran jika banjir melanda komplek akar tanaman pun jadi bersih.hehehe
5. Mengalir dalam hening
Kita bisa melihat air yang mengalir begitu tenang,walau kita tidak tahu menahu betapa buriknya dasar dari air tersebut. Kita tak pernah tahu tempat-tempat yang dialirinya rapi atau semberaut yang jelas air selalu menampakkan permukaan yang tenang.Sekali-sekali ada riak-riak kecil atau deburan ombak dipinggir pantai.
Air juga tidak kalah penting dalam kehiduan manusia. Coba bayangkan berapa persen tubuh kita mengandung dan membutuhkan air. Saya membayangkan, kalau saja air itu berkarakter seperti manusia, ditilik dari peran tersebut, pasti air berusaha "berdiri di puncak". Kalau jadi manusia, dengan merasa memiliki peran sehebat itu, ia akan berusaha mencari tempat paling tinggi agar berada di atas segalanya.Â
Namun, faktanya tidak begitu. Air selalu mencari tempat lebih rendah. Air bersedia menerima tempat paling bawah. Dia hanya 'bersedia' naik ke atas, menjadi segumpal awan untuk kemudian jatuh lagi sebagai hujan.Â
Dia 'naik' untuk 'turun' lagi demi kehidupan. Fakta itu sangat menarik. Saya bisa belajar darinya,sangatlah mungkin bagi saya atau kita mendapatkan kedudukan yang bagus atau kesuksesan yang mumpuni.Â
Tapi yang menjadi persoalan ialah jarang kesuksesan itu kita gunakan sebagai hujan berkat dan sebaliknya kita menjadi pribadi yang sombong. Semoga saja dengan refleksi ini saya selalu mampu mengingat sikap air yakni keberadaannya untuk memberikan hidup disekitarnya.
Saya mencoba meremas air dan saya  tidak akan merasakan apapun. Kucoba untuk mengenggam, tanganku hanya menemui kehampaan. Namun, saya mencoba membiarkan tanganku tetap lemas dan tergeletak tenang di dalamnya, pada saat itulah saya akan 'merasakan'nya.Â