Menyesal, setiap kita pasti pernah menyesal. Tapi tidak banyak dari kita yang sungguh mampu terbuka untuk mengungkapkan penyesalan itu. Seseorang yang tidak pernah menyesal merupakan salah satu pertanda buruk. Mengapa ? Disatu sisi ia adalah orang yang tidak terbuka kemudian asyik dengan diri sendiri. Secara pribadi,penyesalan itu adalah bagian yang tidak bisa dihindari juga dikondisikan dari kehidupanku setiap saatnya.
Penyesalan bisa dikatakan dengan suatu penderitaan yang tanpa sengaja saya kerjakan dalam hidup. Menjadi penderitaan karena saya harus menanggung resiko dari perbuatan saya akibat pelanggaran yang saya lakukan entah itu secara moral ataupun emosional. Tak jarang bahwa penyesalan sering membuat saya merasa malu dan sedih akibat tindakan atau keputusan yang saya buat.
Baru-baru ini saya memiliki pengalaman yang sungguh membuat saya menyesal. Suatu waktu saya diberi tawaran untuk membawakan suatu kegiatan dalam kelompok kategorial. Tapi,karena pada waktu yang bersamaan saya memiliki schedule yang lain dengan spontan saya menolak tawaran itu.Â
Tawaran itu datang hingga dua kali namun entah mengapa saya bersikeras untuk menolaknya. Tapi setelah saya sadari,tugas itu sebenarnya tidak terlalu berat hanya karena situasi dan kondisi saya pada saat itu kurang baik maka segalanya menjadi buyar.
Akhirnya kegiatan itupun tertunda dan tidak terlaksana sebagaimana biasanya dan saya harus bekerja dua kali lipat. Saya merasa malu sekaligus sedih,kecewa terhadap diri sendiri. Tapi tidaklah mungkin bagi saya tinggal dalam situasi yang demikian. Menyesal pasti dan saya harus mengakui dan menerima penyesalan itu.
Ini hanyalah salah satu contoh penyesalan. Masih banyak lagi contoh-contoh yang mengakibatkan penyesalan. Entah itu menyesal karena salah memilih dalam bergaul,menyesal karena tidak memanfaatkan waktu yang ada,menyesal karena tidak menghargai hidup dan lain sebagainya.
Pengalaman ini menghantar saya pada sebuah refleksi. Bahwa penyesalan adalah salah satu sikap yang dihasilkan oleh ketidakbijaksanaan dan juga sikap egois. Saya tidak bijaksana membuat suatu keputusan bahkan terlalu sering mementingkan diri sendiri,mementingkan ego sendiri.Â
Memang tidak mudah mengakui kesalahan dan tidak mudah menerima penyesalan itu. Seringkali penyesalan yang saya alami menyita waktu dan tenaga saya. Kegembiraan hidup menjadi berkurang. Untuk sebagian orang penyesalan bisa jadi membuatnya sampai depresi. Penyesalan menyita seluruh peluang hidupnya.
Sekali beginilah cara saya untuk menerima penyesalan itu tanpa dilemahkan olehnya. Menciptakan ruang khusus untuk penyesalan itu sendiri adalah cara terbaik bagi saya untuk merangkul situasi yang terjadi dan berdamai dengan diriku sendiri. Menciptakan ruang maksud saya adalah menyisihkan sedikit ruang untuk berbincang-bincang dengan diri sendiri.
Berbicara terhadap diri sendiri dengan jujur, mengakui kelemahan, dan kesalahan terhadap diri sendiri. Belajar dan memetik hikmah dari kesalahan masa lalu sehingga tidak jatuh pada kesalahan yang sama. Saya tidak mau melewatkan momenpenyesalan itu berlalu begitu saja namun saya mau menyelesaikannya dengan baik.