Mohon tunggu...
tika dian pratiwi
tika dian pratiwi Mohon Tunggu... -

Timika, Magelang, Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Karena Gempa, Kami Makin Akrab! Suer Deh

17 Maret 2014   05:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:51 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Tika Dian Pratiwi

Anda bermukim di Yogyakarta? Beberapa menit yang lalu, ngerasain gempa nggak? Yaaah meskipun gempanya kecil sih. Di daerah Jawa gempa kecil biasanya disebut lindu.

Tulisan ini sama sekali nggak akan membahas soal gempa dan tetek bengeknya. Ini soal kejadian lucu yang terjadi akibat gempa.

Ceritanya, malam ini saya sedang asyik baca bukunya Budiman Hakim yang berjudul “Sex After Dugem” (Buku yang asik banget. Nggak usah berpatok sama judulnya. Kalau cuma ngeliat judul, pasti pada mikir yang negative. Isinya ringan kok, asik pula, banyak pembelajaran positif yang bisa kita ambil. Kalau nggak percaya, baca aja sendiri.)

Saat sedang cekikian baca buku Om Bud, tiba-tiba tempat tidur saya goyang-goyang sendiri. Padahal tempat tidur saya oke-oke aja, nggak rusak ataupun patah. Beberapa detik setelah menikmati goyangan itu, saya baru sadar, kalau itu gempa!!!

Tanpa mikir tanpa nunda secepat kilat saya langsung lari ke arah pintu. Saya sama sekali nggak sempat bawa benda berharga. Yang saya bawa cuma bukunya Om Bud yang memang sedari tadi saya pegang terus.

Begitu buka pintu kamar, waaaah ternyata di kosan, temen-temen yang lain juga udah pada heboh dan keluar kamar masing-masing.

Ada yang heboh tereak-tereak nggak jelas. Ada yang saling nanya “eh tadi tu gempa ya?”. Ada yang keluar pake daster doang. Terus ada juga yang baru bangun. Ada yang baru kelar mandi. Ah macem-mecem deh pokoknya. Semua pada stand by di depan kamar masing-masing. Siap ancang-ancang lari kalau gempa susulan dateng.

Anehnya…. Karena gempa barusan, saya dan beberapa tetangga jadi tiba-tiba akrab. Yang aslinya nggak kenal, tiba-tiba bisa saling bertukar wajah panik. Bisa saling peduli satu sama lain. Bahkan, tiba-tiba ngobrol akrab. Padahal tau namanya aja kagak hahaha. Maklum lah, kosan saya penghuninya ada puluhan orang. Jujur saja saya nggak kenal semuanya. Jarang ketemu soalnya.

Ternyata gempanya nggak berlangsung lama. Setelah prosesi panik-panikannya selesai. Setelah saling melempar senyum hangat, satu persatu penghuni kosan mulai masuk ke kamarnya masing-masing. Begitu semua pintu kamar tertutup, keadaan kosan kembali sepi dan sunyi...

hahahaha, ini lucu sekaligus aneh buat saya. Masa iya kudu nunggu gempa dulu baru kita akrab dan saling tegur sapa? Apa harus gempa tiap hari nih, biar kita akrab terus? hahahah. Semoga saja tidak begitu ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun