Terima kasih gunung Kelud. Ini hujan abu perdana untukku. Selama ini hanya kusaksikan dari layar tv, mendengar lewat siaran radio. Karena itu kubiarkan abumu mengecat rambut dan sebagian tubuh hingga melepuhkan telapak tanganku. Tenang saja, aku tak akan menuntutmu dipersidangan langit.
Tak peduli sebagian orang menganggapku bodoh. Kuabaikan setiap peringatan yang nangkring ditelinga. Ini adalah abu pertamaku. So, akan kunikmati hingga akhir. Debumu kuisyaratkan sebagai tanda perkenalan kita.
Kawan, jangan kalian memberikan tatapan bodoh padaku. Alam hanya ingin bersahabat dengan kita. Ingatkah teman, saat sebagian dari kita meluncurkan serangan kembang api dan petasan ke langit pada perayaan tahun baru? Langit selalu ingat pemberian kita, hingga menyapa dengan hujan dan banjir di sebagian wilayah Indonesia.
Hari ini juga demikian. Saat sebagian kalangan merayakan valentine dengan memberikan suprise berupa kado, coklat, boneka, mawar dengan warna-warni merah jambu pada sebagian individu lain. Maka gunung Kelud memberikan kejutan di hari yang sama, 14 februari 2014, berupa lagu dengan irama melodi rock ‘n roll yang menggemparkan beberapa penduduk disebagian wilayah Indonesia. Mampukah kita menolak kado istimewa dari alam?
Inilah tanda bahwa alam ingin bersahabat dengan kita. Alam sangat-sangat perhatian pada kita. Sebagai seorang sahabat, harusnya kita juga memberikan pelayanan yang terbaik buat alam. Setiap perbuatan baik/buruk akan mendapat balasan, meskipun hanya seujung kuku. Masih ingin membuat alam memberikan sedekah yang semetinya tidak kita terima? Masih mau alam membalas kerusakan-kerusakan akibat tangan kita dengan lebih kejam lagi? Silahkan dijawab sendiri, dan pastinya jangan nyontek ya, hehehe.
Terima kasih kembali untukmu gunung Kelud, syukron jazilah pada-Mu Sang Pemberi apapun yang hamba dan semua umat muslim butuhkan, bukan apa yang kami inginkan. Satu hal yang para pembaca wajib ingat, hehehe.
“Perbaikilah Manajemen Langit, maka Hidup akan Semakin Damai.”
“Ceriwis akan tetap berusaha tersenyum manis sekalipun harus menghadapi keadaan yang tragis.”
Yogyakarta, 02/14/2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H