Mohon tunggu...
Tika Cb
Tika Cb Mohon Tunggu... -

aku adalah jiwa ku\r\nslalu ingin belajar dari hal-hal apapun yang ada pada kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Cerita lembaran surat pagi

8 Desember 2011   03:20 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:42 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

pagi tadi matanya masih setengah mengantuk buka pintu dan jendela sang bayu  lalu lalang melintas jalankan tugas menebar sepoi sepanjang buana . kaki melangkah menuju pintu mungkin ada surat katanya dalam hati yang dititipkan angin didepan pintu ada katanya lirih dan lipatan surat kabar pesanannya . ketika ada yang bertanya untuk apa memesan koran setiap hari untuk belajar, biar pintar seperti habibie dibacanya terlebih dahulu surat itu berisikan pesan singkat bercerita tentang luka-luka dan duka sepi yang slalu dikunjungi nestapa . dilipatnya surat itu simpan rapi-rapi dalam laci lalu dibukanya koran lebar-lebar, dibentangnya biar terlihat semua berita masih saja berita utama tentang rintihan duka sifakir dan orang-orang pintar membodohi simiskin yang merana . juga ada berita pembunuhan memperebutkan kekuasaan caci maki,sindir menyindir yang meluap-luap yang syahdu juga berita lucu dan segala macam dagangan walaupun jenuh tetap dibaca biar tidak ketinggalan berita dan tidak dungu . akan pintar kata nenek walau tidak sekolah tinggi menjadi berguna dari pada yang sekolah tinggi malah banyak yang menjadi sinting mungkin biar masuk berita koran setiap hari dan menjadi terkenal karna rajin berkoar-koar basi . teh hangat sudah hampir dingin kamar mandi sudah membentang menunggu penyanyi kamar mandi bersenandung suka duka dengan suara sember seperti ember pecah kata yang mendengar . dihirupnya seteguk teh letakkan koran diatas meja bisu sejenak langkahkan kaki menuju pintu,mata terasa perih sang surya bersinar cerah pun pasukan angin hilir mudik membelai-belai lembut yang berdiri dilintasannya . hempaskan desah sesaat sisa-sisa sesak semalam yang masih mengeram pada ulu hati titipkan pada bayu biar terhempas dipintu langit hingga semesta mengurai taqdir kehidupan. ~~ 09:45 08122011 (Perjalanan dan waktu)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun