Mohon tunggu...
Tika Azaria
Tika Azaria Mohon Tunggu... -

Journalism Student. Sport Journalist Wannabe. Blogger. Football Addict. https://thestudyhunter.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Rencanakan Pernikahanmu!

25 Agustus 2016   21:19 Diperbarui: 25 Agustus 2016   21:27 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: weddingtips101.wordpress.com

Dalam hidup, ada beberapa fase yang akan dilalui oleh setiap individu. Mulai dari anak-anak, tumbuh menjadi remaja, kemudian dewasa, hingga masuk masa tua. Di setiap fase ini pun ada banyak hal yang kita dapatkan dan tentunya tidak boleh dilewatkan. Misalnya ketika masih anak-anak, hari-hari akan dipenuhi oleh keceriaan bermain, hanya bermain. Kemudian lanjut masa remaja, ketika dunia bermain anak-anak mulai ditinggalkan dan berubah menjadi masa dimana kita mencari jati diri. Di masa remaja banyak sekali hal-hal baru yang akan kita hadapi dan perubahan-perubahan juga kita alami. Ego diri pada fase ini sangat kuat dan rasa peduli terhadap orang lain cenderung kurang.

Setelah remaja, kita akan beranjak memasuki dunia dewasa, jauh lebih complicated, tak sesederhana seperti yang dulu kita bayangkan. Semua hal menjadi sangat rumit, penuh perhitungan, karena salah dalam mengambil langkah, masa depan menjadi tumbal. Ya, pada masa inilah kita menyusun strategi untuk menggapai masa depan yang cerah. Kehidupan seperti apa yang kita inginkan, ketika dewasalah prosesnya. Termasuk masalah percintaan.

Merencanakan masa depan tentu tak luput dari persoalan pernikahan. Tak ada orang di dunia ini yang suka hidup sendiri hingga tua. Maka memang sudah kodratnya manusia mencari dan menemukan pasangan, membina rumah tangga sendiri bersama orang yang dicintai. Namun tentu ini bukanlah perkara mudah, perlu adanya kematangan dalam diri, baik itu dari segi fisik maupun psikis. Pernihakan bukan hanya menyoal cinta semata, tapi lebih dari itu. Bagaimana seseorang bisa saling pengertian, menghilangkan egosentrisme dalam diri menjadi lebih simpati khususnya dengan pasangan sendiri, bertanggungjawab terhadap kehidupan sendiri dan keluarga yang dibangun, dan kemapanan dari segi materi juga perlu.

Semasa SMA saya dulu bergabung dalam PIK-R (Pusat Informasi dan Konseling Remaja). Dijelaskan bahwa usia ideal wanita untuk menikah dimulai dari umur 21 tahun dan 25 tahun untuk laki-laki. Karena ketika sudah memasuki usia itu, seseorang dianggap sudah matang dalam segala aspek. Itu adalah usia minimal bagi seseorang. Jangan terburu-buru, karena pernikahan sangat perlu untuk direncanakan.

Lalu, bagaimana dengan seseorang yang menikah sebelum memasuki usia itu? Nah, sebenarnya ada beberapa faktor seseorang menikah muda. Diantaranya,

  • Faktor ekonomi. Ekonomi keluarga yang kurang membuat seseorang menjadi putus sekolah dan menjadi pesimis dalam menghadapi kehidupan serta masa depan. Menikah menjadi jalan pintas, karena dengan cara inilah dirasa bisa meringankan beban orang tua.
  • Hamil di luar nikah. Banyak remaja yang terseret pada pergaulan bebas dengan mengatasnamakan “mencari jati diri”. Sehingga hal-hal yang belum sepatutnya di usia mereka pun tak bisa dihindari: seks bebas. Apa lagi yang bisa diperbuat jika sudah kadung hamil? Tentu terpaksa dinikahkan atau akan menanggung malu selamanya.
  • Rendahnya tingkat pendidikan. Orang yang memiliki pendidikan yang baik pasti berbeda dengan orang yang tingkat pendidikannya rendah dalam segala hal, termasuk dalam memandang kehidupan. Biasanya orang dengan tingkat pendidikan rendah cenderung tidak merencanakan kehidupannya. Ketika sudah ada yang melamar, maka tanpa pikir panjang langsung menikah saja.
  • Stigma wanita dalam masyarakat. Dalam masyarakat sering sekali terdengar ungkapan seperti “wanita  untuk apa sekolah tinggi-tinggi, nanti ujung-ujungnya ke dapur juga.” Pandangan ini seolah-seolah menjadikan wanita hanya hidup untuk bergantung pada suami. Jadi tak perlu sekolah tinggi, tak perlu bekerja, karena ada suami yang akan menanggung kehidupan sehari-hari. Jadi, tak perlu menunggu usia dewasa, kadang sudah tamat SMP/SMA sudah langsung menikah.
  • Trend nikah muda. Memang di dalam agama khususnya Agama Islam memang dianjurkan menyegerakan menikah daripada pacaran dan bagi yang sudah mampu. Inilah yang dijadikan sebagai alibi untuk menikah, padahal masih di bawah 20 tahun atau usia 20-an awal. Ingat, masih ada tugas kita sebagai manusia yang lebih dan mesti diutamakan dari itu, yaitu menuntut ilmu.

Nah, menikah ketika belum saatnya akan sangat beresiko. Dari segi kesehatan, sudah pasti. Dimana pada usia itu, organ tubuh kita masih dalam tahap perkembangan dan belum matang, sehingga bisa rentan terhadap penyakit. Selain itu, dari segi mental juga akan berpengaruh. Membina rumah tangga tak cukup dengan modal “I love you” dan “you love me”. Apa kamu siap dengan teriakan “Mas, atap bocor.” Atau “Mas, listrik bulan ini belum dibayar.” Juga “Kamu kok gak becus nyetrika, baju aku masih kusut gini!” Jika tidak siap dengan semua ini, tak jarang akan berakhir dengan perceraian.

Oleh sebab itu, mari rencanakan pernikahan terlebih dahulu. Siapkan diri, baik dari segi mental hingga segi materi. Hidup kedepannya akan lebih sulit dan serba mahal. Pernikahan bukan hanya tentang diri sendiri dan pasangan, tapi juga tentang generasi penerus yang lahir dari hasil pernikahan tersebut. Dengan penuh persiapan dan perencanaan, diharapkan bisa meningkatkan kualitas rumah tangga yang dibangun, serta melahirkan anak-anak yang cerdas dan berkarakter, lebih jauhnya demi kemajuan bangsa Indonesia di masa mendatang. Karena nasib Indonesia ada di tangan kita, anak muda yang akan menjadi Ibu/Ayah yang sudah merencakan pernikahan dengan matang daan di usia yang ideal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun