Kalau kau pernah menghitung berapa bintang di atas sana
Itu karena aku yang memintanya
Kalau kau pernan berhasil menggenggam awan
Itu aku yang kau pahami
Mencintai hujan walau kau mengingkari
Lalu butir pasir di pantai timur itu, kau beri padaku
Ditengadahkan telapak tanganku
Dua butir
Katamu, itu kita
Saat letih, kau tangkap bayang udara
Kau tepuk diatas kepalaku
Katamu, membiarkan sayang ini menghuni hidup diriku
Sesekali aku mencuri matamu
Mencari apakah aku ada disana, seperti kau yang sudah terikat di bayang mataku
Aku, kamu, yang tersekat waktu
Menari-nari kecil di atas mata lilin
Membuat bayang masing-masing
Bayang sayang
Ini sudah waktu berpisah
Gelap dunia menunggu di impikan olehmu
Biar aku jadi penunggu senja kembali
Dengan senyum dan semburat malu
Menanti kau panggil aku sayang lagi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H