Mohon tunggu...
Tika Prananda Sari
Tika Prananda Sari Mohon Tunggu... -

'seorang wanita yang menggenggam gelas merah dengan kopi panasnya menatap nanar senja dibawah hujan'\r\n

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kau Panggil Aku Sayang

26 Maret 2012   12:36 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:27 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kalau kau pernah menghitung berapa bintang di atas sana

Itu karena aku yang memintanya

Kalau kau pernan berhasil menggenggam awan

Itu aku yang kau pahami

Mencintai hujan walau kau mengingkari

Lalu butir pasir di pantai timur itu, kau beri padaku

Ditengadahkan telapak tanganku

Dua butir

Katamu, itu kita

Saat letih, kau tangkap bayang udara

Kau tepuk diatas kepalaku

Katamu, membiarkan sayang ini menghuni hidup diriku

Sesekali aku mencuri matamu

Mencari apakah aku ada disana, seperti kau yang sudah terikat di bayang mataku

Aku, kamu, yang tersekat waktu

Menari-nari kecil di atas mata lilin

Membuat bayang masing-masing

Bayang sayang

Ini sudah waktu berpisah

Gelap dunia menunggu di impikan olehmu

Biar aku jadi penunggu senja kembali

Dengan senyum dan semburat malu

Menanti kau panggil aku sayang lagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun