Acara TV yang saya maksud di sini khusus untuk acara yang gegap gempita ramainya heboh penuh cahaya dan warna-warni serta candaan 'nyablak' berisi kosakata hal-hal negatif dan melecehkan semisal yang di Trans TV dan Trans 7.
Hhhhh... Adik ipar saya yang masih kelas 6 SD cukup sering saya ingatkan atau saya pengaruhi bahwa kegiatan seperti di TV itu (Ada musik, orang tinggi besar, gagah dengan pakaian ramai, berjambang, tiba-tiba berjoget dengan gerak ala joget dangdut koplo di depan kamera, sangat dekat dengan kamera) tidaklah baik untuk ditonton. Dia mulai sungkan untuk nonton acara itu. Tentu sungkannya ya karena pernah saya peringatkan. Tetapi racun TV itu nampaknya sudah membuatnya bahagia dan gembira, hingga saat tidak ada saya atau istri dia tetap cekikikan menikmati candaan Olga yang parah itu.
Entah sejauh mana peringatan Komisi Penyiaran Indonesia kepada stasiun TV yang menayangkan acara itu berdampak. Nampaknya hanya dianggap angin lalu bagi mereka. Selama ini setahu saya KPI hanya memperingatkan beberapa konten yang terucap oleh pemain di acara tersebut. Seperti saat si A mengucapkan kata jorok. Dan hanya sebatas peringatan. Mengapa tidak disuruh ubah konsep saja itu acara. Itu akan lebih baik. Selama konsep sama dan apalagi komedi yang mereka terapkan adalah komedi spontanitas akan tetap ada peluang para pemain itu mengucapkan kata kotor atau melakukan adegan atau jogetan konyol.
Sebal juga denga KPI, kejadian sama setiap tahun tetap saja dibiarkan. Anak kecil lebih hapal nama-nama pemain konyol itu daripada judul lagu nasional. Hhhh...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H