Mohon tunggu...
Tigor Simanjuntak
Tigor Simanjuntak Mohon Tunggu... -

Saya adalah seorang Akuntan Pajak

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tentang Pengampunan Itu

31 Maret 2013   10:36 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:57 328
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Di kebaktian hari Minggu itu, ada altar call yang memanggil jemat untuk maju ke depan untuk sebuah pertobatan. Dari banyak orang yang maju untuk menyatakan pertobatannya, terlihat Rusti, seorang wanita muda ikut maju. Yang menarik bukan karena ia cantik dan muda, tetapi karena sudah banyak orang yang mengenal reputasi Rusti di bidang “perdosaan”. Banyak orang menganggap Rusti adalah wanita jalang. Walau diminta untuk menundukkan kepala, jemaat yang tidak maju banyak yang malah berbisik. Dari mimik mereka kentara sekali adanya cibiran untuk Rusti.

Waktu terus berlalu dan Rusti si wanita muda itu semakin aktif di gereja. Pada suatu pagi sebelum kebaktian ia datang ke pendeta. Ia ingin mendaftarkan diri untuk mengikuti pelatihan untuk pelayanan anak.

Pelatihan itu berjalan beberapa waktu dan Rusti diberikan beberapa kesempatan untuk melayani di sekolah minggu. Ini terus berjalan sampai tiga tahun. Kesungguhan Rusti melayani menyebabkan ia disenangi banyak anak.

Namun selain itu, kesungguhan Rusti dalam pelayanannya ternyata tidak hanya menyenangkan anak sekolah minggu. Albert, Pendeta muda di gereja itu juga suka pada Rusti. Mereka berpacaran satu tahun dan kemudian memutuskan untuk menikah.

Pada hari Minggu siang setelah kebaktian Paskah, diadakan acara ramah-tamah. Di bagian akhir acara itu, Pendeta mengungkapkan kepada sidang majelis tentang rencana pernikahan Pendeta muda Albert dengan Rusti.

Rupanya rencana pernikahan ini tidak disukai oleh para anggota majelis. Setelah doa penutup dan berjabatan tangan saling mengucapkan selamat Paskah, tanpa segan mereka “mengingatkan” Pendeta tentang ketidaksepadanan antara Albert seorang pendeta muda yang sangat berdedikasi dengan Rusti seorang “mantan” wanita jalang.

Rapat pelayanan Paskah siang itu yang rencananya sudah berakhir jam dua jadi molor. Ketidakpuasan tentang kelayakan seorang "mantan pendosa" menjadi istri Pendeta muda menjadi semakin panas karena banyak anggota majelis yang tidak dapat menerima kehadiran Rusti sebagai calon “ibu Pendeta.”

Seorang Penatua senior angkat bicara: “Selama ini kami berdiam diri, karena dia melayani anak-anak. Tak apalah... mereka tidak tahu apa reputasi guru sekolah minggu mereka kan? Kami pun tidak ingin usil mempermasalahkannya. Kami diam. Kami tidak membuka aibnya.”

Penatua lainnya berkata: “Kalau anak-anak bisa terpesona dengan kecantikan dan keramahannya, saya tidak! Sebenarnya saya sudah ingin menegur Pendeta Albert waktu saya dengar dia menjalin hubungan dengan nona Rusti. Tetapi saya urungkan karena saya pikir ini tidak akan berakhir dengan suatu pernikahan. Kalau mereka menikah, saya tidak bisa membayangkan harus sering bersalaman dengan dia yang saya tahu bagaimana latar belakangnya. Aaah yang benar aja....”

Ruang rapat majelis semakin riuh karena semakin banyak pandangan ketidaksetujuan atas rencana pernikahan ini. Para penatua yang tadinya berbicara agak tenang semakin meninggikan suaranya. Mereka semakin bersemangat karena hampir semua peserta rapat mengutarakan ketidaksetujuannya. Hanya sedikit yang abstein.

Setelah riuh lebih dari satu jam, tiba-tiba pintu ruang rapat terbuka dan Pendeta muda Albert masuk bersama Rusti sang calon. Pasangan ini memang dipanggil oleh Pendeta untuk mendengarkan langsung ketidaksetujuan para anggota majelis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun