Mohon tunggu...
Tigor Agustinus Simanjuntak
Tigor Agustinus Simanjuntak Mohon Tunggu... Staff Admin -

Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan; lakukanlah apa yang baik bagi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Film Review Tabula Rasa: Ketika 2 Koki Bertemu

27 September 2014   19:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:16 440
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Film Tabularasa adalah film potret kehidupan sehari-hari yang dapat terjadi di dalam kehidupan kita yaitu adanya Cita-cita, usaha, kegagalan, penyesalan, perselisih pahaman, kenangan dan balas budi. Film ini mengisahkan seorang pemuda Irian Jaya berasal dari Desa Serui. Awal mulanya pemuda tersebut memang sudah ada bakat memasak dari kampung halamannya. Di awal film disuguhkan dengan kejadian di panti asuhan yaitu pria sedang memasak sendirian tanpa dibantu adik-adiknya.

Adegan berikut adalah dimana pemuda tersebut yang bernama "Hans" adalah pemain sepakbola yang sedang bertanding melawan tim dari sebelah. Kemudian datanglah pencari bakat muda dari Jakarta dan terpilihlah Hans untuk bergabung dalam tim mereka, sempat juga Induk Semangnya berkeberatan. Induk semangnya tersebut walau dengan berat hati tetap melepaskan kepergiannya karena hal tersebut tergambar dengan diberikannya hadiah satu pasang sepatu bola pada saat kepergiannya.

Dikarenakan cidera kaki maka Hans dikeluarkan dari grup sepak bola tersebut dengan alasan "Tidak Sanggup membiayai", seandainya saja si Hans atau para pemain bola tersebut telah masuk program JKN maka kemungkinan cerita akan berubah. Tetapi pada saat itu kemungkinan belum ada program JKN karena JKN diluncurkan pada tgl. 01 Januari 2014 maka cerita tersebut dapat dipastikan disetting sebelum tahun 2000. Hal tersebut juga didukung dengan belum adanya orang-orang yang memegang Handphone. Jika ada pasti sudah pasti mereka memakai provider INDOSAT karena awalnya Indosat-lah yang sering dipakai orang.

Kembali ke cerita bahwa Hans setelah dibuang kini hidup gelandangan dengan bekerja memungut beras dari truk pengangkut beras dan tidurnya pun di pinggir rel KA. Setelah gagal bunuh diri maka bertemulah dengan seorang Ibu pemilik warung makan Padang dan kerabatnya. Warung makan Padang ini mempunyai Koki bernama Parmanto. Karena sudah lama bekerja pada rumah makan ini maka timbullah sombong pada diri sang koki tersebut terbukti dari ucapannya: "Kayu saja bisa saya bikin jadi Rendang". Padahal pemilik warung hanya menginginkan Hans sebagai pembantu yang dibayar dengan makan sampai dapat pekerjaan yang layak.

Timbullah perselisihan paham ditambah dengan dibangunnya Rumah Makan Padang yang baru tidak jauh dengan lokasi rumah makan padang mereka. Karena kesombongan dan tuntutan ekonomi maka koki yang mahir tersebut melamar ke rumah makan yang baru tersebut. Terpaksalah pemilik rumah makan tersebut mengajari memasak pemuda Irian Jaya tersebut. Dikarenakan bakat memasak maka tidak terlalu sulit buat dirinya untuk belajar.

Banyak hal yang terjadi setelah Parmanto keluar dari Rumah Makan Padang tersebut dan ingin tahu kisah selanjutnya??? Saksikanlah di Bioskop Kesayangan anda karena sudah tayang sejak tgl. 25 September 2014 yang lalu.

Oh ya sebelum ini juga saya telah menonton untuk pertama kalinya pada tgl. 14 September 2014 bersama teman-teman di Forum Indosat yaitu Icity. Forum ini membahas segala sesuatu tentang Indosat dan juga nobar lainnya.. Bagi pengguna Indosat maka sudah selayaknya bergabung ke dalam forum tersebut.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun